Forum Politisi Muda Indonesia Dorong Inklusifitas Pemuda dalam Partai Politik
Di sisi lain, Akbar Faizal dalam paparannya menyatakan anak muda hari ini banyak yang ikut terbawa arus dari apa yang sudah senior-seniornya lakukan.
“Ini menjadi salah satu faktor, mengapa inklusifitas bagi anak muda dalam partai politik itu tidak terskema dengan baik. Sehingga, teman-teman muda yang potensial dan tidak memiliki previllage, harus memotong dan memblokade hadirnya anak muda yang instant tanpa proses kaderisasi yang matang” ungkapnya.
Eks legislator Senayan itu juga menambahkan jika ingin melakukan judicial review, dibutuhkan analisis yang tajam.
Hal itu untuk meyakinkan dalam mempertimbangkan perubahan serta pikiran argumentasi yang cukup kuat agar tidak mentah di sidang.
Politik Bukan Hanya untuk Anak Muda
Pakar Hukum Tata Negara Feri Amsari mengungkapkan bahwa politik saat ini tidak adil untuk anak muda, jika tidak memiliki relasi, akan sulit bagi anak muda untuk berkembang dengan pesat.
Dia menjelaskan mayoritas anak-anak muda yang terpilih pada Pileg 2024 lalu, bukanlah mereka yang mumpuni, tetapi yang memiliki relasi tertentu.
Hal ini dianggap menjadi faktor penghambat lahirnya regenerasi kepemimpinan dalam politik dan demokrasi.
Presidium Nasional Forum Politisi Muda Indonesia (FPMI) menggelar Virtual Multistakeholder Dialogue 2024 secara nasional, Sabtu (12/10).
- Tim Relawan Dozer Sebut Sulsel Butuh Pemimpin Berpengalaman
- Pemuda Muhamadiyah Harus Siap Hadapi Tantangan Politik Menuju Indonesia Emas 2045
- Aktivis Ini Minta Agar Anak-Anak & Perempuan Tidak Dilibatkan dalam Situasi Politik
- Tri Adhianto-Abdul Harris Bobihoe Elektabilitasnya Moncer di Kalangan Anak Muda
- Elektabilitas Toni Uloli-Marten Taha Makin Moncer di Pilgub Gorontalo versi TBRC
- Isrullah-Usman Merangkul Semua Golongan, Layak Dijadikan Contoh Dalam Berpolitik