Forum Rektor Indonesia Minta Mahasiswa dan Dosen tidak Terpancing Demo UU Cipta Kerja

Forum Rektor Indonesia Minta Mahasiswa dan Dosen tidak Terpancing Demo UU Cipta Kerja
Aksi unjuk rasa mahasiswa dan pelajar di depan gedung DPRD Provinsi Bengkulu menolak UU Cipta Kerja. Foto: ANTARA/Carminanda

jpnn.com, JAKARTA - Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Prof Asep Saefuddin mengimbau mahasiswa dan dosen tidak terpancing dengan aksi demo UU Cipta Kerja.

Aksi turun ke jalan bukan solusi terbaik apalagi di masa pandemi COVID-19.

"Sebagai pimpinan universitas dalam hal ini UAI dan anggota Dewan Kehormatan FRI (Forum Rektor Indonesia), saya mengimbau seluruh insan akademis, yakni dosen dan mahasiswa, tetap mengedepankan upaya rasionalitas daripada emosionallitas," kata Prof Asep dalam pesan elektroniknya, Senin (12/10).

Di dalam menyikapi UU Cipta Kerja, insan akademis tidak boleh terpancing oleh ajakan-ajakan yang hanya melunturkan ciri-ciri intelektualitas kampus. Turun ke jalan atau demo, bukanlah pilihan terbaik untuk memperoleh solusi. 

"Turun ke jalan atau demo tidak menyelesaikan masalah, apalagi saat ini bangsa tengah dihadapkan dengan pandemi COVID-19," ucapnya.

Dia melanjutkan, bila masih ada usulan untuk memperbaiki UU Cipta Kerja, jalan terbaik adalah membawanya ke Mahkamah Konstitusi (MK) dengan argumentasi yang rasional.

Dengan demikian kampus sebagai tempat berkumpulnya insan akademis memberi teladan demokrasi yang bermartabat. 

"Kalau pola ini menjadi tradisi maka Indonesia akan tenang dan damai, tidak ada kerusuhan yang justru kontraproduktif bahkan destruktif," ucapnya. 

Rektor UAI yang juga Dewan pembina FRI meminta mahasiswa dan dosen tidak terpancing untuk demo dan lebih baik mengajukan yudicial review ke MK

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News