Forum Sinologi Indonesia Apresiasi Respons Cepat Pemerintah Menutup TikTok Shop
jpnn.com, JAKARTA PUSAT - Ketua Forum Sinologi Indonesia (FSI) Johanes Herlijanto mengapreasiasi langkah cepat pemerintah menjawab keresahan masyarakat akibat aktivitas perdagangan di aplikasi TikTok.
Menurut Johanes, berdasarkan penelusuran di media, masyarakat resah terhadap maraknya produk-produk impor di aplikasi tersebut.
Kemudian, ada kecurigaan praktif predatory pricing, yaitu penerapan diskon yang tak masuk akal bagi barang-barang yang dicurigai produk impor.
"Hal berikutnya yang menjadi sumber keresahan dalam masyarakat adalah kekhawatiran TikTok meluncurkan Project S di Indonesia," ujar Johanes, dalam diskusi berjudul “Ada Apa Dengan TikTok? Ekspansi E-Commerce Tiongkok dan Respons Indonesia,” di Jakarta, Kamis (16/11).
Adapun istilah Project S ini mengacu pada upaya TikTok mengumpulkan data mengenai jenis produk yang paling dicari di sebuah masyarakat, misalnya di Indonesia.
Berdasarkan data tersebut, TikTok lalu menyiapkan produk dari rekanan mereka di China, bahkan hasil produksi TikTok sendiri.
"Pembanjiran barang impor itu, apalagi dibarengi dengan pelaksanaan project S, maka UMKM di Indonesia, bahkan industri lokal yang lebih besar akan terkena dampak negatif," kata dosen jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH) itu.
Sebagai pemerhati China, Johanes menuturkan beberapa pemerhati juga mengkhawatirkan hal-hal lain yang juga berpotensi membawa resiko bagi Indonesia, seperti penguasaan big data yang terkait data demografi.
Forum Sinologi Indonesia mengapresiasi respons cepat pemerintah menutup TikTok Shop.
- Jamkrindo Beri Mesin Kopi kepada Kelompok Petani di Kintamani
- Jamkrindo Kanwil Denpasar Menjamin 243.109 UMKM Senilai Rp 17,3 Triliun
- UMKM Indonesia jadi Pendorong Transaksi Asing di Tengah Globalisasi Bisnis
- PNM dan BPOM Dorong UMKM Pangan Bersertifikasi
- PNM dan BPOM Dorong UMKM Pangan Bersertifikasi
- Indodana Finance & Cermati Invest Kolaborasi Dorong Kesadaran Finansial UMKM