Foto Ciuman Dipajang di Halaman Depan Koran, Menteri Kesehatan Langsung Pamitan
Kalangan anggota parlemen konservatif mengatakan banyak dari mereka telah mengatakan kepada partai bahwa mereka tidak bisa lagi mendukung Hancock.
Partai Buruh oposisi juga mempertanyakan apakah Hancock telah melanggar kode menteri: wanita itu, seorang teman lama, ditunjuk sebagai direktur noneksekutif untuk mengawasi jalannya kementerian kesehatan.
Laporan media menyebutkan pada Sabtu bahwa Hancock sekarang sudah berhenti.
Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer mengatakan di Twitter bahwa keputusan Hancock untuk mengundurkan diri tepat, tetapi menambahkan, "Boris Johnson seharusnya memecatnya."
Dengan 128.000 kematian dan salah satu kontraksi ekonomi terdalam dalam catatan, Inggris telah dikejutkan oleh pandemi dan Hancock telah dikritik habis-habisan.
Pada bulan-bulan awal, kementerian kesehatan berjuang untuk menjalankan program pengujian COVID-19 dan penyaluran peralatan pelindung untuk staf rumah sakit yang merawat pasien.
Namun, pemerintah telah didorong oleh peluncuran vaksin yang cepat. Sebesar 84 persen orang dewasa sudah mendapat suntikan satu dosis dan 61 persen sudah mendapat suntikan kedua. Angka vaksinasi itu jauh lebih tinggi di dibandingkan sebagian besar negara-negara.
Sementara kasus mulai meningkat --naik 18.000 pada Sabtu-- vaksin tampaknya telah melemahkan hubungan antara infeksi dan kematian. Sementara itu, sebagian besar pembatasan sosial kemungkinan dicabut pada 19 Juli. (ant/dil/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Foto menteri kesehatan yang sedang berciuman dengan ajudannya menimbulkan kehebohan
Redaktur & Reporter : Adil
- Bongkar Kisah Lama Dewi Perssik dan Armand Maulana, Dewi Gita Minta Maaf
- Demi Anak-Anak, Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai Tahun Depan
- Inikah Isyarat Liam Gallagher soal Album baru Oasis?
- Dampak Kerusuhan, Inggris Bakal Perketat Sensor Konten Media Sosial
- Warga Inggris Ditangkap Polisi Gegara Meneror Sopir Bus Muslim
- Muak dengan Kerusuhan, Mayoritas Warga Inggris Dukung Pengerahan Tentara