Foto Selfie Turis Disebut Ikut Andil dalam Bisnis Perdagangan Singa Afrika

Ketika sudah cukup umur, hewan itu ikut serta dalam program wisata ‘berjalan dengan singa’.
Setelah mereka tumbuh terlalu besar dan menjadi berbahaya untuk berada di sekitar turis, mereka dijual kembali ke peternakan untuk diperkenalkan ke dalam fasilitas berburu atau disuntik mati.
"Perburuan ini adalah tempat di mana singa dilepaskan ke kandang dan sangat mudah bagi para pemburu untuk membunuh mereka. Mereka tak punya kesempatan," ungkap Nicola.
Bahkan setelah kematian, eksploitasi belum berakhir. Bagian tubuh mereka bisa dijual ke perdagangan satwa liar di Asia untuk digunakan dalam pengobatan tradisional.
Nikola mengatakan, banyak wisatawan tak menyadari bahwa mereka ambil bagian dalam praktek-praktek kejam seperti itu.
"Ini sepenuhnya kredibel bahwa anak singa dari foto ‘selfie’ anda saat liburan bisa jadi hewan yang sama yang kemudian ditembak oleh para pemburu," sebutnya.
Ia menerangkan, "Tentu saja kami melihat bahwa eksploitasi hewan untuk kepentingan industri hiburan telah meningkat dan fenomena selfie adalah salah satu pemicunya."
Bulan lalu, seorang dokter gigi Amerika mendapat kritik tajam setelah ia dinobatkan sebagai pemburu yang membunuh seekor singa Zimbabwe- yang banyak digemari -bernama Cecil.
Para aktivis perlindungan hewan berujar, wisatawan Australia turut ambil bagian dalam lingkaran penjualan hewan untuk bisnis hiburan, tak sadar bahwa
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia