Fotografer Australia Tinggal di Wilayah Timur Indonesia untuk Memotret Kehidupan Penangkap Paus
"Ia dianggap sebagai bintang di desa," ujarnya.
"Anak-anak kecil bermimpi jadi lamafa."
Paul mengatakan dulunya ia tidak mendukung penangkapan paus, seperti layaknya orang Barat atau Australia pada umumnya.
"Selalu ada yang saya rasakan setiap kali melihat hewan besar, entah paus, lumba-lumba atau ikan pari, yang semuanya adalah obyek buruan warga Indonesia di Lamalera ... kadang membuat saya bertanya-tanya, 'Ya Tuhan, ini benar atau salah?'"
"Tapi saya sadar bahwa saya adalah seorang wartawan. Jadi saya melihatnya secara objektif, karena ini hidup mereka. Bisakah saya mengatakan mana yang benar dan salah?"
Bahaya melekat
Yang tidak bisa dihindari Paul adalah bahaya yang melekat dengan kegiatan ini dan seringkali mencelakakan para nelayan.
"Kapal-kapal mereka sering dirusak paus," katanya.
"Paus sperma khususnya sangat agresif. Mereka biasanya berusaha merusak kapal dengan ekornya."
Wartawan fotografer asal Australia rela hidup tanpa listrik atau air bersih demi mengabadikan kehidupan warga penangkap paus di wilayah timur Indonesia
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025