Founder GSM Optimistis MPLS Menyenangkan Solusi Mengatasi Perundungan & Kekerasan
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pendidikan Muhammad Nur Rizal mengatakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS sangat penting.
Meskipun MPLS memiliki tujuan yang baik, dia menilai beberapa masalah umum juga dapat terjadi termasuk pengadaan MPLS di Indonesia.
Beberapa kegiatan MPLS di sekolah juga dinilai menerapkan pendekatan yang terlalu kaku, fokus pada aturan atau tugas, bahkan mempertahankan budaya feodalistik senioritas-junioritas.
Belakangan ini, kata Nur Rizal, kekerasan yang berujung pada pembakaran sekolah dan kematian anak makin meningkat.
Dendam akibat perundungan di sekolah dan kurangnya perhatian guru telah menyebabkan kasus pembakaran sekolah dengan bom molotov oleh seorang siswa di Temanggung.
Selain itu, kematian seorang anak usia SD akibat stres karena perundungan oleh tiga siswa SMP mencerminkan budaya senioritas dan diskriminasi yang masih berlangsung.
Fenomena ini, ujarnya, makin merebak di era digital jika tidak dianggap serius oleh guru dan orang dewasa yang bertanggung jawab. Padahal, menurut data OECD pada Peta Jalan Pendidikan Indonesia Tahun 2020 - 2035, siswa di Indonesia mengalami tingkat kekerasan dan perundungan dua kali lipat dibandingkan dengan negara lain, yaitu sebesar 41%.
Dampak kekerasan tersebut menyebabkan siswa merasa sedih, takut, kehilangan motivasi untuk belajar atau membaca, bahkan kecenderungan membolos sekolah.
Pengamat pendidikan dan Founder GSM Muhammad Nur Rizal optimistis MPLS Menyenangkan bisa mengatasi kekerasan dan perundungan di sekolah.
- KPPB Gelar Dunia Tanpa Luka, Meiline Tenardi Serukan Setop Kekerasan terhadap Perempuan
- Sukurin, 3 Pelaku Perundungan Pria Berkebutuhan Khusus di Bandung Terancam 6 Tahun Bui
- Lestari Moerdijat Harap Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Harus Segera Ditindaklanjuti
- Peringatan HAKTP, KOPRI PB PMII Ajak Seluruh Masyarakat Cegah Kekerasan Seksual
- Viral Pria di Surabaya Suruh Siswa Sujud dan Menggonggong, Ini Analisis Reza Indragiri
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme