FPDIP Pesimis Soal Rencana Larangan Penggunaan BBM Bersubsidi
Curiga Ada Agenda Politis di Tahun Politik
Selasa, 02 April 2013 – 20:20 WIB

FPDIP Pesimis Soal Rencana Larangan Penggunaan BBM Bersubsidi
JAKARTA - Rencana pemerintah melarang mobil pribadi di wilayah Jabodetabek menggunakan BBM bersubsidi mulai mengundang protes. Rencana yang kemungkinan akan diterapkan dua pekan lagi itu dianggap hanya mencari gampangnya saja tanpa melihat dampak seriusnya.
Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan yang juga Anggota Komisi Energi DPR, Bambang Wuryanto mengungkapkan, wacana pembatasan BBM sebenarnya bukan hal baru. Hanya saja Bambang pesimis rencana itu bisa direalisaikan. "Wacana pengendalian sudah dari tahun ke tahun tapi sulit direalisasikan," katanya di gedung DPR RI, Selasa (2/4).
Baca Juga:
Mengutip data Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas tentang perkiraan kebutuhan BBM dalam APBN 2013, Bambang menyebutkan bahwa akan ada lonjakan BBM dari 46,7 juta kilo liter menjadi 53 juta kilo liter. Karenanya jika solusi yang ditawarkan adalah pembatasan bagi mobil pribadi di wilayah Jabodetabek, maka jelas pemerintah memilih solusi jangka pendek.
Bambang justru curiga rencana pembatasan itu lebih karena muatan politis. "Sekarang ini disebut tahun politik, jadi kami menduga kental politik praktisnya. Nantinya bisa disusun kebijakan populis seperti BLT (Bantuan Tunai Langsung, red) yang di tahun politik bisa dimanfaatkan untuk menaikkan popularitas pemerintahan saat ini," katanya.
JAKARTA - Rencana pemerintah melarang mobil pribadi di wilayah Jabodetabek menggunakan BBM bersubsidi mulai mengundang protes. Rencana yang kemungkinan
BERITA TERKAIT
- Kanang Desak Bersih-Bersih Total Sebelum Kolaborasi dengan Danantara
- Rustini Muhaimin Menggelar Bakti Sosial saat Bersafari Ramadan ke Gunungkidul
- Kata Said PDIP Soal Masa Jabatan Ketum Partai Digugat: Saya Kira MK Akan Hormati Kedaulatan Parpol
- Asep Wahyuwijaya Nilai Bersih-Bersih di BUMN Energi Harus Total
- Ahmad Rofiq Optimistis Partai Gema Bangsa Bisa Jadi Peserta Pemilu 2029
- Kenaikan Pangkat Teddy di Luar Kebiasaan, Soalnya Pakai Surat Perintah, Bukan Keputusan