Fraksi PKS: Sistem Proporsional Terbuka Lebih Representatif dan Demokratis
Di samping itu, rakyat bisa berinteraksi dan mengenal langsung calon anggota legislatif yang akan mereka pilih.
Bisa membangun kontrak politik dan mengawal kinerja mereka selama lima tahun.
Setelah itu, pada pemilu berikutnya, rakyat bisa mengevaluasi apakah wakil mereka tersebut layak dipilih kembali atau tidak.
"Inilah makna representasi rakyat yang sesungguhnya,” kata Jazuli dalam keterangannya, Jumat (30/12).
Dia mengatakan bahwa rakyat memiliki kedaulatan untuk memilih, mengawal, dan mengevaluasi wakilnya.
“Derajat representasi juga jauh lebih kuat dan mengejawantahkan istilah yang kita kenal dalam sistem proporsional terbuka, yaitu opovov atau one person, one vote, one value," ungkap Jazuli.
Anggota DPR Dapil Banten ini menyatakan bahwa penerapan sistem proporsional terbuka dengan calon terpilih berdasarkan suara terbanyak sesungguhnya diperkuat dengan amar putusan MK 23 Desember 2008.
Melalui putusan tersebut, MK menyatakan bahwa calon terpilih berdasarkan suara terbanyak dan bukan nomor urut. Siapa pun yang meraih suara terbanyak berhak menjadi wakil rakyat.
Fraksi PKS DPR menyatakan bahwa sistem proporsional terbuka lebih representatif dan demokratis. Harus dipertahankan.
- Parlemen Indonesia-Mesir Sepakat Dukung Kemerdekaan Palestina
- Biaya Pemilihan di 2024 Membengkak, Perlu Evaluasi Sistem Pemilu
- Rommy Minta Pengurus Partai Tobat, Wasekjen PPP Bereaksi Begini
- Kunjungi Markas PBB, Fraksi PKS DPR Perjuangkan Nasib Anak-Anak Gaza Korban Agresi Israel
- Diplomasi Parlemen, Fraksi PKS Perjuangkan Perlindungan & Kesejahteraan Anak ke Markas PBB
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi