Freeport Berpeluang Beroperasi sampai 2041
Freeport sepakat membangun smelter dan selesai dalam lima tahun atau paling lambat awal 2022.
’’Itu akan dievaluasi tiap enam bulan. Apabila perkembangan smelter tidak sesuai dengan rencana, rekomendasi eskpor (konsentrat, Red) dapat saja dicabut,’’ kata Teguh di Jakarta, Rabu (26/7).
Mengenai pembangunan smelter tersebut, Freeport diberi kesempatan untuk mengekspor konsentrat dengan membayar bea keluar.
Dalam kickoff meeting perundingan antara Freeport dan pemerintah yang dimulai pada 4 Mei lalu, kedua pihak menegosiasikan empat isu.
Yakni, kelanjutan operasi, pembangunan smelter, stabilitas investasi, dan divestasi saham. Dua poin pertama sudah menemui titik temu.
Teguh menambahkan, mengenai stabilitas investasi dan divestasi, saat ini dihitung perbandingan besaran penerimaan negara antara skema IUPK dengan KK oleh tim Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan.
Hasilnya, diperoleh data bahwa penerimaan negara lebih besar jika lewat IUPK.
Dalam konteks stabilitas investasi, masih dibahas ketentuan pajak daerah dan retribusi daerah yang idealnya dituangkan dalam satu paket regulasi.
PT Freeport Indonesia (PTFI) berpeluang meneruskan usahanya hingga 2041 mendatang.
- Sidang Korupsi Timah: Suparta Diberi Pidana Tambahan, Penasihat Hukum Minta Dipertimbangkan
- Korupsi Timah, 2 Petinggi Smelter Swasta Dituntut 14 Tahun Penjara
- Menko Airlangga Puji Smelter Merah Putih Ceria Group
- Ruas Falah Dukung MIND ID Mengakselerasi Pembangunan SGAR Mempawah Fase II
- Freeport dan Antam Bersinergi, Erick Dorong Lonjakan Cadangan Emas Batangan di Dalam Negeri
- Sepakat, Antam Beli Mayoritas Emas Produksi Freeport