FSGI: Jangan Biarkan Kepsek Putuskan Sendiri Buka Sekolah
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim mengungkapkan, sekolah-sekolah di zona hijau mayoritas menolak pembelajaran tatap muka selama masa pandemi COVID-19.
Ini terungkap dalam survei FSGI di mana 55,1 persen sekolah di zona hijau ternyata belum siap melakukan pembelajaran tatap muka.
Selain itu akan banyak sekolah di zona hijau yang memilih melanjutkan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Pasalnya, banyak persyaratan yang harus mereka penuhi untuk membuka sekolah lagi.
"Melihat kondisi ini, FSGI memberikan beberapa rekomendasi untuk pemerintah terkait kesiapan sekolah menghadapi kenormalan baru dalam pembelajaran," kata Satriwan, Rabu (17/6).
Adapun rekomendasi FSGI itu adalah:
1. Perpanjangan PJJ/BDR (Belajar dari Rumah) lebih relevan tidak hanya untuk di zona hijau melainkan semua zona. Walaupun pemerintah sudah membuat SKB 4 Menteri yang memberikan peluang bagi siswa yang berjumlah 6 persen dari populasi untuk sekolah dibuka kembali. Namun, ini akan melahirkan persoalan baru dalam hal teknis di sekolah yaitu izin orang tua, koordinasi dengan pemda, sosialisasi protokol, zona hijau tetapi dikelilingi zona merah, angkutan umum, dan seterusnya.
2. Perpanjangan PJJ/BDR harus diikuti dengan perbaikan kualitas dan layanan untuk siswa dan guru, terutama di daerah PJJ luring. Buka jaringan dan gratiskan internet siswa guru khusus di daerah tidak ada internet.
FSGI memberikan beberapa rekomendasi untuk pemerintah terkait kesiapan sekolah menghadapi kenormalan baru dalam pembelajaran,
- FSGI Sebut Anak STM Punya Hak Melakukan Demonstrasi, Jangan Ditangkapi
- FSGI: Guru Honorer Seharusnya Dikontrak Bukan Dipecat
- FSGI Kritik Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran untuk Siswa, Berpotensi Mubazir
- Guru di Bali Dipermalukan Anggota DPD, FSGI Angkat Suara, Menohok!
- Data FSGI soal Perundungan di Sekolah Bikin Miris, 2 Siswa Meninggal
- FSGI Prihatin Siswa Bacok Guru di Demak, Minta Kemenag Bertindak