FSGI Tolak Mapel PMP Diajarkan Lagi di Sekolah
FSGI menilai, sekolah dan pendidikan nasional sudah sangat penuh beban muatan nilai-nilai moral yang normatif. Sekolah dan pendidikan sudah surplus nilai karakter yang bersumber dari Pancasila, yang diajarkan dan dipraktikkan dalam proses pembelajaran.
Bahkan dalam Kurikulum 2013, Kemendikbud sudah punya empat cara/program/model penanaman karakter moral Pancasila di sekolah.
Pertama, melalui pelajaran PPKn sebagai matpel wajib (SD-perguruan tinggi). Kedua, program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang saat ini gencar disosialisasikan.
Ketiga, melalui ekstrakurikuler wajib, Pramuka yang semua nilai-nilai moral Pramuka bersumber dari Pancasila dan ekstrakurikuler lainnya seperti Paskibra.
Keempat, melalui pembiasaan/habituasi penanaman nilai-nilai karakter di sekolah yang diformulasikan menjadi budaya sekolah seperti senyum, salam, sapa, gotong-royong, saling menghormati, tenggang rasa, toleran dan nilai karakter moral lainnya. Semua itu sedang dijalankan oleh para guru dan siswa di sekolah.
"Empat program penanaman dan pengembangan karakter itulah yang mestinya diperkuat pemerintah. Jadi, nilai karakter dan moral macam apa lagi yang diinginkan negara? Perkuat yang sudah ada, jangan tambah dengan beban yang baru," pungkasnya. (esy/jpnn)
Wakil Sekjen FSGI Satriawan Salim menilai, mata pelajaran PMP seperti membangunkan kembali memori tentang Orba.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Mendikdasmen Abdul Mu’ti Memberi Sinyal Kuat Perubahan, FSGI Bereaksi
- FSGI Sebut Anak STM Punya Hak Melakukan Demonstrasi, Jangan Ditangkapi
- FSGI: Guru Honorer Seharusnya Dikontrak Bukan Dipecat
- FSGI Kritik Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran untuk Siswa, Berpotensi Mubazir
- Guru di Bali Dipermalukan Anggota DPD, FSGI Angkat Suara, Menohok!
- Data FSGI soal Perundungan di Sekolah Bikin Miris, 2 Siswa Meninggal