FSI: Respons Cepat TNI AL di Natuna Patut Diapresiasi
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Forum Sinologi Indonesia (FSI) Johanes Herlijanto mengapresiasi respons cepat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dalam mempertahankan kedaulatan dan hak berdaulat tanah air.
Adapun TNI AL mengerahkan armadanya untuk berjaga dan membayangi kapal Patroli Penjaga Pantai Republik Rakyat China (RRC) yang memasuki wilayah perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia di Kepulauan Natuna, beberapa hari lalu.
Dia mengatakan masuknya aparat negara China ke perairan ZEE itu telah berulang kali terjadi sejak lebih dari satu dasawarsa.
Aparat China, bahkan melakukan intervensi ketika otoritas Indonesia berupaya melakukan penegakan hukum terhadap nelayan-nelayan yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di wilayah tersebut.
"Pada akhir 2021, beberapa kapal Penjaga Pantai China juga menyambangi wilayah eksplorasi minyak Blok Tuna, yang berada dalam ZEE Indonesia, dan mengganggu proses pengeboran di wilayah tersebut," ujar Johanes Herlijanto, dalam keterangannya, Sabtu (21/1).
Pemerhati China asal Universitas Pelita Harapan ini mengatakan seringnya kehadiran kapal-kapal penjaga di ZEE Indonesia perlu diperhatikan secara serius.
Menurutnya berbagai manuver China dapat diinterpretasikan sebagai tanda ingin menguasai wilayah ZEE Indonesia yang kaya akan sumber daya ikan dan energi itu.
China telah berulang kali menyampaikan pernyataan dan memperlihatkn bahwa mereka memiliki hak di wilayan perairan Natuna itu.
FSI mengapresiasi respons cepat TNI AL mengirimkan armadanya untuk berjaga di Natuna.
- Laksdya TNI Erwin Dinilai Layak Jadi Kasal, Ini Alasannya
- Refleksi Akhir 2024 Terkait Maritim Indonesia, Ada Tantangan dan Peluang di Laut Natuna Utara
- TNI Kerahkan Puluhan Ribu Prajurit Bantu Polri Jaga Keamanan Natal & Tahun Baru
- TNI AL Gelar Makan Bergizi Gratis di Berbagai Wilayah Demi Wujudkan Indonesia Emas 2024
- Kapal Harbour Tug Produksi Dalam Negeri Memperkuat TNI AL
- TNI AL Gagalkan Penyelundupan Rokok Ilegal di Merak Bernilai Rp 9,6 Miliar