Fufu Papa
Oleh: Dahlan Iskan
Ini kesempatan baik untuk merenungkan pertanyaan guru besar tadi.
Ups... Kesempatan baik untuk tidur dulu dengan pengantar tidur pertanyaan itu. Sampai tertidur saya belum menemukan jawaban "kenapa".
Ketika posisi pesawat di atas Palembang saya terbangun. Ingat pertanyaan itu lagi. Kenapa.
Rasanya memang sudah agak lama saya tidak mau menunggangi arus. Tidak ikut isu yang lagi heboh-heboh di medsos. Terutama sejak medsos lebih seru di seputar politik pemilu dan pilpres.
Saya akan selalu ingat: beberapa perusuh Disway minta saya tidak usah ikut bahas politik. Membosankan. Itu-itu saja. Berisiko. Biarlah itu bagian medsos.
Maka ketika orang heboh gemoy saya menulis ladang minyak di pedalaman Texas. Medsos heboh cawe-cawe, Disway menulis Kelenteng di Semarang.
Ketika ramai Fufufafa, Disway menulis Agama GPT.
Saya menyadari sepenuhnya medsos sulit dilawan. Pun ketika asumsi yang dipakai di medsos kadang sangat lemah. Sering juga tercium ada agenda politik-kepentingan di baliknya.
Dari sisi isi, Fufufafa sebenarnya tidak begitu berat –untuk ukuran politik Amerika. Isi Fufufafa menjelekkan Prabowo Subianto dan merendahkan anaknya.
- Siap Aliri Lahan 4.500 Hektar, Bendungan Temef Garapan Waskita Karya Diresmikan Presiden
- Kunjungi Pasar di NTT, Jokowi Kembali Minta Maaf Kepada Rakyat
- Pengamat: Kepemimpinan Prabowo-Gibran Bakal Hadapi Situasi Geopolitik yang Kompleks
- Masukan Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah untuk Prabowo, Ada Soal PPPK
- Menteri Anas: Pemindahan ASN ke IKN Tunggu Keputusan Pemerintah Baru
- Jokowi: Bendungan Paling Banyak Dibangun di NTT, Bukan di Provinsi Lain