Full Day School, Mau Ditaruh di Mana Siswanya?

Full Day School, Mau Ditaruh di Mana Siswanya?
Sejumlah siswa saat mengikuti pelajaran di Madrasah ibtidaiyah (MI) Nurul Huda, Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/8). FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Wacana full day school yang dilontarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy oleh banyak pihak dianggap mustahil dijalankan. 

Infrastruktur pendidikan masih minim. Demikian halnya dengan sumber daya manusia pengajarnya.    

Woro Siswanti, kepala SDN Grogol Utara 15 Jakarta Selatan, menyatakan bahwa model full day mustahil diterapkan di sekolahnya. Untuk diketahui, sekolah Woro adalah sekolah satu atap. 

Itu adalah sekolah yang dalam satu gedung ada beberapa sekolah. Tidak dua, melainkan empat. Yaitu, SDN Grogol Utara 03, 04, 12, dan 15. 

”SDN Grogol Utara 03 pasanganya SDN Grogol Utara 04,” kata Woro. ”Bila SDN Grogol Utara 03 masuk pagi, SDN Grogol Utara 04 siang. Itu juga berlaku pada SDN Grogol Utara 12 yang berpasangan dengan SDN Grogol Utara 15,” lanjutnya. 

Bila model full day diterapkan, yang masuk siang akan terganggu. ”Mau ditaruh di mana siswanya. Kalau yang pagi aja udah ratusan dan petang juga ratusan, daya tampung sekolah tidak mencukupi,” ujarnya. 

Karena itu, Woro berkeyakinan bahwa full day school hanya bisa diterapkan pada sekolah tunggal. ”Full day school lebih cocok diterapkan pada sekolah swasta karena kebanyakan orang tua murid sekolah swasta sibuk,” ucapnya. 

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tidak kalah risau dengan rencana full day school. Ketua KPAI Asrorun Ni’am Sholeh meminta wacana tersebut dikaji kembali sebelum diimplementasiskan. 

JAKARTA – Wacana full day school yang dilontarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy oleh banyak pihak dianggap mustahil dijalankan. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News