G-20 Sepakat Hindari Global Imbalances
Deklarasi Seoul Belum Hasilkan Keputusan Signifikan
Sabtu, 13 November 2010 – 19:11 WIB
Presiden AS Barack Obama mengatakan, upaya yang diambil dalam G-20 tidak selalu bisa mengubah dunia secara serta merta. "Tetapi, langkah demi langkah yang kita lakukan ini ialah membangun mekanisme internasional lebih kuat dan lembaga yang akan membantu menstabilkan perekonomian, menjamin pertumbuhan ekonomi, serta mengurangi beberapa ketegangan," kata Obama.
Baca Juga:
Dalam pertemuan puncak G-20, AS dan Tiongkok sama-sama menahan diri untuk tidak saling tuduh mengenai perang mata uang. Sebelumnya, Tiongkok dituding sengaja membuat nilai mata uangnya (yuan atau renminbi) undervalued. Sebaliknya, tindakan Federal Reserve atau The Fed (bank sentral AS) mencetak banyak uang dolar AS untuk melemahkan mata uang dinilai meningkatkan risiko perekonomian global.
Pemimpin G-20 berkomitmen untuk menggunakan sistem nilai tukar yang sepenuhnya ditentukan oleh pasar. Hal itu dilakukan untuk menghentikan aksi perang mata uang yang dilakukan sejumlah negara guna melindungi pasar dalam negeri masing-masing. Upaya menghentikan perang mata uang dilakukan dengan meningkatkan fleksibilitas nilai tukar supaya mencerminkan fundamental ekonomi lebih mendasar. Semua pihak juga berjanji untuk menahan diri dari persaingan devaluasi kurs.
Ekonomi-ekonomi maju, yang memiliki cadangan devisa tinggi, akan waspada atas volatilitas secara berlebihan dan pergerakan kacau dalam nilai tukar. Sebab, volatilitas nilai tukar yang berlebihan akan merugikan negara berkembang yang masih didera risiko mata uang dalam arus modal mereka.
SEOUL - Pertemuan puncak pemimpin dunia anggota G-20 yang berlangsung tertutup kemarin (12/11) menyepakati untuk menghindari global imbalances (ketidakseimbangan
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan