G20 DIN Diharapkan Tumbuhkan inovasi di Sektor Digital Pascapandemi
jpnn.com, BADUNG - G20 Digital Innovation Network (DIN) diharapkan menjadi ruang untuk menumbuhkan berbagai inovasi di sektor digital yang dapat menyelesaikan berbagai persoalan global.
Pasalnya, dalam pertemuan internasional yang berlangsung di Nusa Dua, Badung, Bali, pada 2–4 September 2022 itu mempertemukan ratusan perusahaan teknologi rintisan (startup).
Selain itu, modal ventura, pemerintah, dan perusahaan ternama di negara anggota G20 dalam forum diskusi serta pertemuan bisis.
"Ini merupakan ikhtiar dari presidensi (kepemimpinan) G20 Indonesia untuk mendorong terciptanya kerja sama antara pelaku industri yang dapat menghasilkan inovasi guna mendukung pemulihan pascapandemi Covid-19 secara global,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate dalam keterangannya, Minggu (4/9).
Dia menyampaikan bahwa kegiatan G20 Digital Innovation Network fokus melibatkan perusahaan teknologi rintisan (startup) dari lima sektor prioritas, yaitu kesehatan, keuangan inklusif, energi bersih dan terbarukan, rantai pasok barang, serta pendidikan dan teknologi.
Dari lima sektor itu, startup sektor kesehatan dan energi terbarukan mendominasi keikutsertaan G20 Digital Innovation Network di Bali minggu ini.
Menurutnya, G20 DIN menjadi melting point bagi pelaku industri beberapa negara, serta membuka peluang dan momentum bisnis untuk berjejaring dan berkolaborasi.
"Jadi, ini perjumpaan antara startup, modal ventura, dan industri-industri terkemuka G20," ujar Johnny G. Plate.
G20 DIN diharapkan dapat tumbuhkan inovasi di sektor digital untuk pemulihan pascapandemi.
- Menkominfo: AI Membantu UMKM di Berbagai Tahap
- Aplikasi Jajan Jajanan Lokal jadi Penguat Rantai Pasok Digital Ekraf di Indonesia
- Manfaatkan Teknologi AI, Startup Pincare Permudah Akses Perawatan Kecantikan
- Presidensi G20 Afrika Selatan 2025, Indonesia Dorong Pencapaian Target SGDs 2030
- Belasan Perusahaan ini Raih TOP Digital Awards 2024
- Pendanaan Startup Perempuan Masih Rendah, InnovateHer Academy 2.0 jadi Solusi