G30S Sudah Menculik 6 Jenderal, Mengapa Akhirnya Gagal?

G30S Sudah Menculik 6 Jenderal, Mengapa Akhirnya Gagal?
Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Peristiwa berdarah 30 September 1965 terus menjadi teka-teki.

Partai Komunis Indonesia (PKI) dianggap sebagai biang peristiwa yang dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September atau G30S itu.

Menurut tulisan karya Fernanda Prasky Hartono di laman ensiklopedi Kemendikbud, G30S adalah peristiwa penculikan dan pembunuhan terhadap enam orang jenderal TNI Angkatan Darat (AD) dan seorang ajudan berpangkat letnan.

Meski lebih kondang dengan sebutan G30S, sebenarnya peristiwa kelam tersebut terjadi pada 1 Oktober 1965 dini hari.

Mengutip John Roosa (2012: 27), tulisan yang disunting Dr. Sri Margana, M.Hum, itu menuliskan penculikan dan pembunuhan tersebut melibatkan perwira menengah TNI AD, TNI Angkatan Udara (AU), dan pimpinan PKI beserta organisasi sayapnya.

G30S dipimpin oleh tiga perwira militer dan dua politisi sipil.

Letkol Untung Sutopo, Kolonel Abdul Latief, dan Mayor Sujono merupakan perwira-perwira menengah TNI yang memimpin aksi G30S.

Saat itu, Untung yang juga dikenal dengan nama Untung Syamsuri merupakan komandan Batalyon I Kawal Kehormatan Cakrabirawa (Pasukan Pengawal Presiden).

Mengapa G30S yang sudah menculik dan membunuh jenderal-jenderal penting justru gagal?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News