G30S Sudah Menculik 6 Jenderal, Mengapa Akhirnya Gagal?

G30S Sudah Menculik 6 Jenderal, Mengapa Akhirnya Gagal?
Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Foto: Ricardo/JPNN

Adapun Kolonel Abdul Latief ialah komandan Garnisun Kodam Jaya.

Selanjutnya ialah Sujono, perwira TNI Angkatan Udara (AU) yang menjabat komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan Halim Perdanakusuma.

Dua politisi sipil yang dianggap terlibat langsung dalam G30S ialah Sjam Kamaruzaman dan Supono Marsudidjojo.

Sjam merupakan kepala Biro Khusus PKI, sedangkan Supono ialah asistennya.

Pada 1 Oktober 1965 dini hari, Letkol Untung menggerakkan pasukan Tjakrabirawa untuk menculik Menteri/Panglima Angkatan Darat Letjen A Yani, Deputi II Panglima Angkatan Darat Mayjen Soeprapto, Deputi III Menteri Panglima Angkatan Darat Mayjen MT Haryono, Asisten I Panglima Angkatan Darat Mayjen S Parman, Asisten IV Panglima Angkatan Darat Brigjen Donald Izacus Pandjaitan, dan Oditur Jenderal Angkatan Darat Brigjen Soetoyo Siswomihardjo.

Para penculik berupaya mengelabui para korbannya dengan satu dalih, yakni membawa pesan kepada para jenderal tersebut untuk menghadap Presiden Soekarno.

Namun, tak semua jenderal yang menjadi sasaran penculikan percaya pada pesan itu.

Tiga jenderal, yakni Ahmad Yani, MT Haryono, dan DI Pandjaitan meninggal di rumah masing-masing karena dihujani peluru oleh anak buah Untung.

Mengapa G30S yang sudah menculik dan membunuh jenderal-jenderal penting justru gagal?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News