G30S Sudah Menculik 6 Jenderal, Mengapa Akhirnya Gagal?
Sarwo memerintahkan anak buahnya di bawah komando Sintong Pandjaitan mengambil alih dua fasilitas penting tersebut.
Kurang dari setengah jam, RPKAD sudah menguasai RRI dan Kantor Besar Telekomunikasi. RRI pun beralih menjadi corong bagi Soeharto.
Keesokan harinya atau pada 2 Oktober 1965 pagi, RPKAD berhasil menguasai markas para pemimpin gerakan di sekitar Lanud Halim Prdanakusuma.
Lantas, mengapa G30S yang sudah menculik dan membunuh jenderal-jenderal penting justru gagal?
Julius Pour dalam bukunya yang bertitel ‘Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan & Petualang’ mendedahkan analisis Brigjen Soepardjo tentang G30S yang berantakan.
Saat peristiwa itu, seharusnya Soepardjo sebagai salah satu komandan tempur Komando Mandala Siaga (Kolaga) berada di Kalimantan Barat.
Namun, pada 1 Oktober 1965, Soepardjo justru berada di Jakarta.
Sekitar pukul 10 pagi, Panglima Komando Tempur II Kolaga itu menghadap Bung Karno di Istana Bogor untuk melapor.
Mengapa G30S yang sudah menculik dan membunuh jenderal-jenderal penting justru gagal?
- Koalisi Masyarakat Sipil Mengecam Intervensi Anggota TNI di Kampus UI dan UIN Semarang
- Seusai Bunuh Kekasihnya, Pria di Serang Mutilasi Korban, Motif Terungkap
- Ancaman Hukuman Oknum TNI AL Pembunuh Juwita Bisa Bertambah
- UI Tidak Undang TNI Hadir ke Acara Mahasiswa di Pusgiwa
- Kasus Oknum TNI AL Bunuh Juwita, 4 Saksi Dilindungi LPSK
- GM FKPPI Tegaskan Komitmen Jaga Demokrasi di Tengah Transformasi Peran TNI