G7 Sepakat Terus Mendukung Ukraina, Tantang China Tegas kepada Rusia

jpnn.com, HIROSHIMA - Para pemimpin Kelompok Tujuh Negara Maju (G7) berjanji mendukung Ukraina selama menghadapi agresi Rusia. Mereka juga mendesak China agar memainkan perannya guna mengakhiri perang itu.
Pernyataan itu dirilis Sabtu atau hari kedua pertemuan puncak (KTT) G7 di Hiroshima, dalam sebuah komunike.
Komunike ini disampaikan beberapa menit setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tiba di Jepang untuk menghadiri KTT ini.
Tujuh negara anggota G7, adalah Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Kanada, ditambah Uni Eropa.
G7 juga mendesak China agar menekan Rusia guna menghentikan perang di Ukraina. G7 juga meminta China menyelesaikan masalah Taiwan dengan cara damai.
Para pemimpin G7 juga mengungkapkan kekhawatiran mendalam terhadap situasi di Laut China Timur dan Selatan, di mana Beijing meningkatkan klaim teritorialnya. G7 menentang keras setiap upaya sepihak dalam mengubah status quo dengan kekerasan atau paksaan.
Kekuatan militer dan ekonomi China yang meningkat di perairan terdekat, termasuk Selat Taiwan, telah mempertegang hubungan China dan AS, serta membahayakan keamanan kawasan. China dan Taiwan memiliki pemerintahan sendiri-sendiri pada 1949 karena perang saudara.
G7 menyebut beberapa negara demokrasi terpengaruh oleh "paksaan ekonomi" yang diterapkan negara-negara otoriter. Oleh karena itu, G7 akan meluncurkan platform untuk mencegah praktik-praktik semacam itu digunakan sebagai alat memburu kepentingan politik.
Para pemimpin Kelompok Tujuh Negara Maju (G7) mencapai kesepakatan soal Ukraina, Rusia dan China
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Perang Dagang China-AS, Prabowo Bimbang Keduanya Teman Baik
- Kunjungan Xi Jinping ke 3 Negara ASEAN Menegaskan Prioritas China
- Prabowo Sebut Indonesia Netral Menyikapi Perang Dagang AS-China
- Rupiah Ditutup Menguat Jadi Sebegini