Gabungkan Zona Waktu Untuk Hemat Anggaran
Pastikan Waktu Beribadah Tidak Ikut Berubah
Senin, 12 Maret 2012 – 03:53 WIB
Selain itu, e-education atau penyebaran informasi melalui televisi juga lebih merata. Disebutkan Edib, stasiun televisi tidak perlu siaran sampai tiga kali di bagian barat, tengah maupun timur. Dalam pertemuan dengan beberapa kementerian, dia mengklaim tidak menemukan dampak negatif dalam penyatuan zona waktu.
Baca Juga:
Bahkan dia menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal terus membaik. Alasannya, tercipta satu zona pasar yang sangat besar karena GMT+8 melingkupi banyak negara. Sehingga dalam memulai perdagangan bisa dilakukan serempak. "Selama ini, Indonesia kerap kalah transaksi bisnis karena satu jam lebih lambat," tuturnya.
Contoh lain, jadwal terbang maskapai penerbangan yang selalu satu jam lebih lambat dari lainnya. Begitu juga dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ada di Indonesia barat kalah satu jam dengan bursa efek di Hongkong dan Shanghai. Disamping itu, mereka harus merelakan waktunya terbuang dua jam menunggu lapak transaksi di BI.
Bagaimana dengan waktu ibadah? Edib memastikan tidak ada perubahan. Sebab, waktu salat maupun puasa mengacu pada bulan dan matahari. Meski nantinya dibeberapa waktu ada yang lebih cepat jadwal salatnya, tetap melihat posisi matahari. "Kami sudah bicara dengan MUI, mereka sepakat jadwal ibadah tidak terpengaruh," jelasnya.
JAKARTA - Pemerintah terus mematangkan rencana penyatuan zona waktu di Indonesia menjadi GMT +8. Jadi, tidak akan ada lagi Waktu Indonesia bagian
BERITA TERKAIT
- Anggota Dewan ini Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan PPN 12 Persen, Begini
- Standardisasi Kemasan Picu Kenaikan Rokok Ilegal
- Pantau Satgas Nataru Pertamina, Wakil Menteri ESDM Jamin Ketersediaan Energi di Medan
- Dirjen Laut Ingatkan Pentingnya Koordinasi yang Solid untuk Kelancaran Nataru
- PPN 12% di Depan Mata, Investor Wajib Susun Strategi yang Lebih Adaptif
- Hamdalah, Mentan Amran Sulaiman Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Natal dan Tahun Baru