Gading Seno

Oleh Dahlan Iskan

Gading Seno
Dahlan Iskan di ruang perawatan pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Surabaya. Foto: disway.id

Dunia wayang seperti menggambarkan zaman ketika dunia masih di awal perkembangan manusia. Ada perkawinan antara ular dan manusia, kera dan manusia, kuda dan manusia.

Semua jenis makhluk hidup bersama. Saling bantu dan saling bunuh. Ada kera baik, ada manusia jahat.

Semua itu dibawakan Seno dengan humor dan spontanitas yang selera tinggi.

Memang, zaman modern bisa merusak. Akibat tuntutan pasar yang sering muncul adegan Bagong.

Itulah adegan paling lucu. Dan Seno punya ''suara Bagong'' yang disukai. Akibatnya, wayang Seno seperti dikuasai Bagong.

Menonton wayang Seno tidak bosan. Adegannya sering tidak bisa ditebak. Tidak seperti wayang lama. Yang sebelum nonton pun kita sudah tahu: tokoh siapa yang akan keluar pertama, kedua sampai di akhir lakon.

Lebih dari itu. Dalang Seno Nugroho adalah 'marketer of the year'.

Semua pertunjukan mati di zaman Covid ini, tetapi Seno justru berjaya.

Semua pertunjukan mati di zaman Covid ini, tetapi Seno justru berjaya. Mungkin ia hanya kalah dengan satu dalang: dalang kerusuhan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News