Gadis Manado Diperkosa 19 Orang, Oknum Polisi Diperiksa

jpnn.com - JAKARTA - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menuturkan, sebenarnya hukuman terhadap pelaku pemerkosaan sangat bergantung pada perspektif yang diinginkan.
Misalnya, hukuman itu ditujukan untuk membuat efek jera dan menyadarkan, maka ada satu pilihan hukuman, yakni, hukuman mati. ”Kalau sekedar ingin jera, bisa dihukum maksimal sesuai KUHP,” ujarnya, kemarin.
Namun begitu, Polri ini hanya bisa menjalankan undang-undang. Dalam berita acara pemeriksaan (BAP), syarat formil dan materil terpenuhi.
”Dihukum berat atau tidak, semua itu bergantung pada keputusan hakim saja. Dalam pengadilan itulah ada ruang pembuktian,” paparnya.
Kalau ternyata, masyarakat belum puas dengan keadilan yang ada dalam undang-undang dan direpresentasikan pengadilan, tentunya Polri tidak bsia berbuat banyak.
”Ini adalah konsep keadilan yang telah dibentuk negara ini. Masing-masing memiliki prespektifnya,” tegas mantan Kapolda Jawa Timur tersebut.
Terkait dua anggota kepolisian yang diduga terlibat dalam pemerkosaan gadis asal Manado, Siv, 19,, Badrodin menegaskan bahwa pemeriksaan terhadap oknum kepolisian itu sedang dilakukan.
Kalau memang mengarah ke pidana, tentu harus diproses. ”Kalau kode etik juga harus segera dipastikan,” ujarnya.
- Ini Penyebab Prajurit TNI Serang Polres Tarakan
- Seorang Pria di Musi Rawas Ditangkap Polisi Gegara Jual Tuak
- Heboh Kabar Uang Hantaran Pernikahan Dirampok, Bang Eki Meminta Maaf
- Pelaku Pungli yang Kerap Meresahkan Pengendara di Pintu Tol Keramasan Ditangkap
- Polres Tarakan Diserang Prajurit TNI
- Menganiaya Ibu Tiri dengan Parang, Pria di Makassar Diringkus Polisi