Gaduh Vaksin Ketiga Ketika Alokasi dan Distribusi Vaksin di Indonesia Belum Merata

Gaduh Vaksin Ketiga Ketika Alokasi dan Distribusi Vaksin di Indonesia Belum Merata
Vaksin booster atau dosis ketiga makin marak dilaporkan, sementara kelompok rentan di Indonesia masih banyak yang belum terima dosis pertama.  (AP: Peter Hamlin)

Sampai hari Kamis (26/08) baru sekitar 17 persen (3,6 juta) warga lansia yang sudah menerima dua dosis vaksin, menurut data Kementerian Kesehatan.

Salah satu penyebab belum meratanya distribusi vaksin ini adalah soal alokasi vaksin, menurut sejumlah pengamat kebijakan dan pakar kesehatan.

Jatah vaksin lansia selama ini dialokasikan dalam vaksin pemerintah daerah, bersama dengan jatah vaksin untuk tenaga kesehatan, aparatur sipil negara.

Namun, penelusuran Kompas ke sejumlah gudang vaksin di daerah menemukan alokasi vaksin untuk pemerintah daerah lebih kecil dibanding alokasi untuk TNI/Polri dan kolaborator atau penyelenggara vaksinasi yang bukan pemda, seperti partai politik dan pihak swasta.

Padahal alokasi vaksin yang diselenggarakan TNI/Polri dan kolaborator lainnya, walau jumlahnya banyak, tidak secara khusus menargetkan kelompok lansia.

Di Provinsi Jawa Tengah, misalnya, saat vaksin Moderna tiba pada pertengahan Agustus, pemerintah pusat mengalokasikan 1.020.000 dosis untuk Polda Jateng dan 170.000 dosis untuk Pemerintah Provinsi Jateng.

Jatah pemprov ini pun dibagi lagi ke 35 kabupaten/kota untuk booster nakes.

Diah Saminarsih, pendiri Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), sebuah lembaga 'think tank' kesehatan yang mendorong penerapan kebijakan kesehatan berbasis bukti ilmiah, menilai situasi ini terjadi karena pendekatan alokasi yang salah.

Harry, warga Tangerang, Banten, bukan seorang tenaga kesehatan. Namun, lelaki tengah baya ini sudah memperoleh dosis ketiga vaksin bulan Juli lalu

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News