Gagal Bertemu Komodo, Puas Melihat Monyet
"Masuk atau tidak Pulau Komodo ke daftar Tujuh Keajaiban Dunia, dengan menjadi polemik seperti ini, Pulau Komodo pasti akan menjadi sangat terkenal," begitu kalimat JK suatu saat, yang masih terngiang di benak penulis.
"Kami-kami ini sangat berterima kasih pada Pak JK," imbuh Ivan lagi, sebelum menurunkan kami sekeluarga ke sebuah hotel di tepi pantai di Labuhan Bajo.
Wow...dari lantai lima hotel itu, senja pantai menyambut kami. Semburat jingga begitu betah enggan masuk ke malam. Ombak begitu keras. Sepi bersama angin. Tidak seperti Jakarta yang berisik. Tidak seperti Puncak Bogor yang dingin tapi melelahkan karena macet.
Senja itu, di tepian sana, tampak beberapa orang berenang, mendekat kapal yang ditambatkan. Kapal-kapal itu untuk mengangkut wisatawan yang nginap di hotel, yang penasaran pengen ketemu Komodo.
Untuk menuju sebuah pulau yang dihuni Komodo, butuh perjalanan dua jam. Pulang-pergi empat jam. Bila ingin bertemu Komodo yang lebih rame, harus ke pulau yang lebih jauh, perjalanan empat jam. PP delapan jam.
Rapat keluarga digelar. Si kecil ogah, sudah merinding membayangkan naik kapal menembus ombak yang -berdasar kabar dari saudara yang menelpon- lagi pamer keganasan. "Lain kali aja lah. Sekarang mending di sini saja," kata si kecil berargumen.
Ya, di hotel itu memang sudah cukup membuat liburan terisi hal-hal yang asik. Pantai di belakang hotel, cukup membuat wajah anak-anak berbinar. Mengejar kepiting-kepiting kecil, bercangkang putih bening, berkaki seksi, sudah merangsang gelak tawa kami.
Kepiting-kepiting itu seakan menggoda. Lari lincah, masuk "rumahnya" berupa lubang kecil di pasir pantai, lantas keluar lagi, nyemplung ke deburan ombak yang menyapu. Sungguh asik. Tak ada di Pantai Ancol, atau di Anyer.
TERGANTUNG cara menikmatinya. Angan-angan menyambangi Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT, gagal lantaran ombak laut tak bersahabat. Tapi, menghabiskan
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408