Gagal Bunuh Diri dan Terusir dari Rumah

Gagal Bunuh Diri dan Terusir dari Rumah
Gagal Bunuh Diri dan Terusir dari Rumah
“Waktu itu saya tak tahu apa itu HIV, apa itu AIDS. Kemudian dokter menjelaskannya. Saya lantas diminta berbohong kepada rekan lain terkait kondisi saya. Meski ada rasa tak nyaman dalam hati,” ucap Lulu.

Keinginan untuk hidup Lulu pun luntur. Seiring embusan napasnya selalui disertai kata-kata ingin mati. Malamnya, dia pun memutuskan untuk bunuh diri. Meski pikirannya berkecamuk memikirkan keluarga dan anak semata wayangnya di kampung halaman. Namun keinginannya mati tak terbantahkan lagi. Dia menenggak sebotol racun serangga. Lulu lemas dan ditemukan sedang meregang nyawa dengan mulut berbusa.

“Saya ditemukan teman-teman waktu subuh. Saya dibawa ke rumah sakit. Selama seminggu saya mendapat perawatan di rumah sakit. Badan saya lemah, namun keinginan mati masih ada di pikiran saya,” katanya.

Lulu pun melancarkan niat mati kedua kalinya sehari setelah keluar dari rumah sakit. kembali menenggak racun serangga jadi pilihannya. Untuk kali kedua, usaha bunuh dirinya gagal. Lulu lantas bertemu dengan seorang penjangkau dari Yayasan Santo Antonius (Yasanto), Herlina yang sebelumnya mengajak dia memeriksakan diri ke rumah sakit.

“Lebih baik Mama kehilangan satu anak yang terkena HIV/AIDS,” ucapan ibunya itu terus dikenang oleh Lulu. M RIDHUAN – Samarinda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News