Gagal Bunuh Diri dan Terusir dari Rumah

Gagal Bunuh Diri dan Terusir dari Rumah
Gagal Bunuh Diri dan Terusir dari Rumah
“Dia (Herlina) marah ke saya. Katanya masih ada  harapan bagi orang-orang seperti saya. Saya tak sendiri dan bisa hidup normal asal mau berjuang,” kenang Lulu. Dia pun akhirnya tersadar. “Mengapa saya bodoh sekali waktu itu, sampai mencoba bunuh diri dua kali,” sambungnya.

 

Lulu pun diajak bersosialisasi dengan sesama ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Kehidupannya sebagai PSK ditinggalkannya sejak dia positif terkena HIV. Dia mulai belajar berbicara di depan publik. Menceritakan kisah hidup dan memberikan perlindungan dan semangat bagi sesama ODHA.

“Hingga saat berbicara dalam sebuah kegiatan, saya bertemu kawan kecil saya satu kampung. Namun saya pikir dia tak akan membuka status saya di kampung. Hingga di 2005 saya diutus ke Jakarta untuk pertemuan ODHA Nasional. Disana saya memutuskan pulang ke Surabaya,” tutur Lulu.

Tiba di Surabaya, Lulu bergegas menuju rumahnya. Namun, baru berada di depan pintu, ibunya mengadang. Lulu diinterogasi dan dibombardir dengan pertanyaan. Rupanya sang ibu mendengar cerita dari kawannya yang menemui Lulu di Papua. “Apa benar kamu kena HIV/AIDS? Apa saja kerjamu di Papua?” kutipnya.

“Lebih baik Mama kehilangan satu anak yang terkena HIV/AIDS,” ucapan ibunya itu terus dikenang oleh Lulu. M RIDHUAN – Samarinda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News