Gagal ke Final, Persela Belajar untuk Lebih Tenang
jpnn.com - PERSELA Lamongan gagal melaju partai puncak SCM Cup 2015 setelah takluk dari Sriwijaya FC, Minggu (25/1) Sore. Dari kekalahan di partai krusial itu, Laskar Joko Tingkir belajar pentingnya ketenangan.
"Dalam laga tadi, kami sangat mudah kehilangan bola, permainan anak-anak kurang tenang. Harusnya kami bisa lebih tenang," kata pelatih Persela Didik Ludianto usai pertandingan.
Gol pertama misalnya, pemain belakang disebutnya seperti kaget dan terburu-buru mengambil pemain Sriwijaya Ferdinand Sinaga yang berhasil menggocek bola.
Namun, itu menjadi blunder karena terburu-buru, Ferdinand justru mampu memperoleh ruang untuk adu sprint dan lepas dari pressing pemain belakang.
Gol kedua, Pemain tidak tenang dan terlalu fokus ke pemain yang membawa bola. Sementara, Titus Bonai mampu melepaskan diri dan pemain pun kaget dan bingung harus tetap mengikuti Tibo atau menjaga pemain yang membawa bola.
Saat menyerang, pemain terlihat terburu-buru untuk melepaskan bola ke pemain lain meskipun posisinya kurang bagus. Itu tak bisa dilepaskan karena pressing yang dilakukan para penggawa Sriwijaya FC.
"Dua gol yang tercipta itu akibat kesalahan kami sendiri. Pemain kurang tenang, baik bertahan maupun menyerang. Kami harus bisa lebih tenang ke depan, karena sebenarnya secara permainan Persela tidak kalah," terangnya. (dkk/jpnn)
PERSELA Lamongan gagal melaju partai puncak SCM Cup 2015 setelah takluk dari Sriwijaya FC, Minggu (25/1) Sore. Dari kekalahan di partai krusial itu,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bali United vs Persib: Tuan Rumah Diuntungkan Cuaca, Begini Kata Pelatih Teco
- Fabrizio Romano Ungkap Sosok Ini Jadi Pengganti Shin Tae Yong di Timnas Indonesia
- Momentum Pemecatan Shin Tae Yong Tak Tepat, Beban buat PSSI
- Pemecatan Shin Tae Yong Permintaan Pemain Naturalisasi?
- Shin Tae Yong Berpesan Setelah Didepak PSSI: Semoga Indonesia Lulus ke Piala Dunia
- Persib Bandung Tak Bawa Mailson Lima ke Markas Bali United, Bojan Hodak Ungkap Situasinya