Gagal Negosiasikan Brexit, Perdana Menteri Inggris Mengundurkan Diri
Perdana Menteri Inggris Theresa May telah mengumumkan ia akan mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif pada 7 Juni, dengan mengatakan "ia merasa penyesalan yang mendalam" bahwa dirinya gagal menegosiasikan kesepakatan Brexit.
Poin utama:
- May akan tetap menjabat sebagai Perdana Menteri sampai setelah kunjungan kenegaraan dari Donald Trump dan peringatan D-Day (hari ketika pasukan sekutu mendarat di Perancis tahun 1944)
- Sejumlah besar kandidat diperkirakan bersaing untuk mengisi posisi Perdana Menteri
- Pengunduran diri May terjadi setelah berbulan-bulan tekanan dari dalam Partai Konservatif atas upaya Brexit yang ceroboh
May menyampaikan pengumuman di luar kantornya di jalan 10 Downing Street, London, setelah bertemu dengan mediator Partai Konservatif untuk menyusun jadwal pengunduran dirinya.
Ia akan tetap bekerja sampai Partai Konservatif memilih pemimpin baru pada minggu berikutnya, mulai 10 Juni.
Pengumuman May terjadi menyusul desakan mundur berbulan-bulan dari dalam partainya sendiri karena upaya Inggris yang ceroboh dalam meninggalkan Uni Eropa setelah referendum 2016 tentang masalah ini.
"Saya percaya itu adalah hak untuk bertahan, bahkan ketika peluang melawan kesuksesan tampak tinggi," kata May saat pidato pengunduran dirinya.
"Tetapi sekarang jelas bagi saya bahwa kepentingan utama negara ini adalah Perdana Menteri baru untuk memimpin upaya itu."
Ia akan tetap menjabat sebagai pemimpin sampai setelah kunjungan kenegaraan dari Presiden AS Donald Trump dan peringatan D-Day pada awal Juni.
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara