Gagal Reformasi, Tunjangan Dipangkas
Selasa, 15 Desember 2009 – 19:15 WIB
JAKARTA--Pelaksanaan reformasi birokrasi yang mulai berjalan pada 2008 dinilai masih lamban. Pasalnya, pola pikir aparatur negara cenderung berorientasi pada tunjangan kinerja atau renumerasi.
"Saya selalu tegaskan, reformasi birokrasi itu bukan renumerasi. Saya dapat laporan kalau baik pusat maupun daerah terjadi disorientasi konsepsi. Aparaturnya lebih mengejar tunjangan kinerja daripada meningkatkan profesionalisme dan berpikir bagaimana bisa melayani publik dengan baik," kata Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan di Jakarta, Selasa (15/12).
Baca Juga:
Faktor lain penyebab lambatnya reformasi birokrasi adalah pengorganisasian yang lemah dan mekanisme kerja tim yang kurang berjalan baik. Di samping sosialisasi yang kurang intens di berbagai instansi pemerintah.
"Belum adanya grand design dan roadmap yang jelas sebagai acuan setiap kementerian atau lembaga dan pemda, juga menjadi kendala dalam melaksanakan reformasi birokrasi," tandasnya.
JAKARTA--Pelaksanaan reformasi birokrasi yang mulai berjalan pada 2008 dinilai masih lamban. Pasalnya, pola pikir aparatur negara cenderung berorientasi
BERITA TERKAIT
- Ribuan Warga Memeriahkan Gebyar Budaya, Husain Alting Sjah Ingatkan Perdamaian di Atas Segalanya
- Kemenko PMK Melakukan Penguatan Pemberdayaan Perempuan di Desa
- Tim Gabungan Sita 7 Unit Hp, 10 Paku & 20 Korek Api di Lapas Narkotika Muara Beliti
- Hari Wayang, Kiai Paox Iben Sebut Kebudayaan Jembatan antara Pemerintah dan Rakyat
- Wamentan Sudaryono: Penyaluran Pupuk Langsung kepada Petani adalah Komitmen Presiden Prabowo
- Mendes Yandri Ajak Warga Desa Fokus Kembangkan Produk Lokal