Gagal Selesaikan UU, DPR Salahkan Pemerintah
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Pansus RUU tentang Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat (PPHMHA) DPR, Himmatul Aliyah Setiawati menyesalkan sikap pemerintah yang mengabaikan pembahasan RUU PPHMHA. Pasalnya, setiap pembahasan, pemerintah hanya mengirim staf ahli yang tidak paham hukum adat.
“Kalau tidak sanggup membahas RUU tersebut, mestinya dari awal pemerintah menolaknya secara resmi. Jangan mengutus staf ahli yang tidak paham masalah hukum adat," kata Himmatul Aliyah Setiawati, di press room DPR, Senayan Jakarta, Jumat (26/9).
RUU tentang PPHMHA lanjutnya, melibatkan banyak kementerian antara lain Kementerian Kehutanan, Kemendagri, Kementerian ESDM, Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan Kemenkum dan HAM. "Selama ini, menteri dan kepala badan terkait belum pernah hadir ke DPR membahasnya," ungkap politikus Partai Demokrat itu.
Sikap pemerintah tersebut lanjutnya, bertentangan dengan UU Nomor 12/2011 tentang Pembentukan UU. "Karena itu, atas nama pimpinan Pansus RUU PPHMHA meminta maaf kepada seluruh masyarakat dan berbagai pihak pemangku jabatan, karena Pansus gagal menyelesaikan RUU ini," ujarnya.
Di tempat yang sama, anggota Pansus PPHMHA, Dading Ishak menyatakan RUU tersebut inisiatif DPR. "Karena itu, RUU ini menjadi tanggung jawab DPR yang baru. Kalau bisa menjadi prioritas, karena UU itu ditunggu masyarakat," harapnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Ketua Pansus RUU tentang Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat (PPHMHA) DPR, Himmatul Aliyah Setiawati menyesalkan sikap
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pendaftaran PPPK 2024 Tahap 2 Jangan Diundur Ketiga Kalinya, Honorer Senior Keburu Pensiun
- Usut Kasus Investasi Fiktif, KPK Periksa Dirut PT Pacific Sekuritas Indonesia Edy Soetrisno
- Terima Undangan Pemeriksaan dari KPK Senin Nanti, Sekjen PDIP Menyatakan Kesiapannya
- HUT Ke-52 PDIP di Sekolah Partai: Sederhana, Khidmat, Penuh Semangat Nasionalisme & Patriotisme
- Ada Guru Honorer Tidak Tahu Dibuka Rekrutmen PPPK 2024, Salah Siapa?
- Helena Lim Divonis 5 Tahun Penjara, Jaksa Ajukan Banding