Gagal Ubah Konstitusi, Presiden Chili: Kemarahan Rakyat Harus Didengar
jpnn.com, SANTIAGO - Pemerintah Chili gagal mengubah konstitusi setelah mayoritas rakyat negara Amerika Selatan itu menolak rancangan yang diajukan.
Hampir 13 juta dari 15 juta warga Chili berpartisipasi dalam pemungutan suara yang digelar kemarin, Minggu (4/9).
Hasilnya, hampir 62% pemilih menolak teks baru.
Dalam referendum yang digelar pada 2020 lalu, hampir 80% warga mendukung adanya konstitusi baru.
Masalahnya, konstitusi yang dirancang pemerintah bersama legislatif kemudian rupanya tidak sesuai dengan aspirasi mereka.
Pasal mengenai uang pensiun dan pluralnationalism bagi masyarakat adat jadi keberatan utama para penentang.
Karol Cariola, juru bicara untuk kubu "setuju", sudah mengakui kekalahan pada Minggu malam.
Namun, dia juga mengingatkan bahwa mandat untuk menyusun konstitusi baru tetap berlaku.
Pada 2020 lalu, hampir 80% warga Chile mendukung adanya konstitusi baru. Namun, kini mayoritas malah menolak. Apa yang terjadi sebenarnya?
- Tolak Program PSN Baru, Senator Paul Finsen Mayor Minta Presiden Tinjau Ulang
- Prabowo Berikan Amnesti ke 44 Ribu Narapidana, Ada Tahanan Politik hingga Narkotika
- Ada Usul Polri di Bawah Kemendagri, Hendardi Singgung Amanat Reformasi
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- Inilah Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Ada Nama Ujang Komarudin
- Akademisi Ini Sebut Tak Ada Intervensi Presiden di Pilkada 2024