Gaji Besar, Penampilan Klimis dan Trendi

Gaji Besar, Penampilan Klimis dan Trendi
PENAMPILAN George kini lebih klimis dan trendi. Jago Matematika itu, kini Bekerja di sebuah pengeboran minyak asing, bergaji dollar AS.
George kini memang lebih klimis dan trendi. Maklum, pria murah senyum itu kini bekerja di sebuah perusahaan migas asing yang beroperasi di Teluk Bintuni, Papua Barat, Papua. "Aku menikmati pekerjaanku," katanya lantas membisikkan gaji dolar yang dia terima tiap tiga minggu. Kini dia juga enggan dipanggil Oge, nama kecilnya, yang populer saat masih tinggal di Kotaraja, Jayapura. "George saja lah. Oge itu panggilan kecil saya," ujarnya.

 

Penampilannya yang modis itu sempat menjadi sasaran kelakar Rosiana Silalahi dalam talk show Rossy. "Ini kalau kita ketemu di jalanan New York, nggak tahu kalau dia orang Indonesia. Orang nyangka dia rapper yang kesasar," kata Rosi "panggilan Rosiana" lantas tertawa. George pun membalas. "Yeah, wazzup dude," katanya.

 

Nasib Georga memang mujur. Pada 2004, dia mendapat First Step to Nobel Prize in Physics setelah mengikuti lomba fisika internasional itu di Polandia. Dalam kompetisi yang diikuti pelajar tingkat sekolah menengah di seluruh dunia itu, George menjagokan tesis berjudul Infinite Triangle and Hexagonal Latice Network of Identical. Dia menemukan rumus yang diberi namanya sendiri, George Saa Formula (Jawa Pos, 21 Mei 2004). Tesis itu merupakan hasil risetnya selama setahun. Dia menyisihkan ratusan peserta dari 73 negara setelah melalui penjurian yang sangat ketat.

 

First Step to Nobel Prize in Physics adalah kompetisi bergengsi bagi pelajar sekolah tingkat menengah dari seluruh dunia. Waktu itu, Dewan juri kompetisi yang telah berlangsung sejak 1993 tersebut terdiri atas 30 fisikawan yang berasal dari 25 negara lebih.

 

Nama Septinus George Saa meroket pada 2004. Saat usianya 18 tahun, dia menyabet penghargaan Firts Step to Nobel Prize in Physics 2004. Penghargaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News