Gaji Besar, Penampilan Klimis dan Trendi
Jumat, 28 Mei 2010 – 10:41 WIB
Seusai menerima penghargaan itu, George diganjar banyak fasilitas. Menteri Pendidikan saat itu, Malik Fajar, meminta George memilih perguruan tinggi mana pun di Indonesia tanpa tes. Kampus tempat dia kuliah juga diwajibkan memberi fasilitas belajar.
George sempat bingung memilih kampus sebelum utusan Direktur Eksekutif Freedom Institute Rizal Mallarangeng mendatangi dia. "Saya diminta menemui Pak Aburizal Bakrie," kata pria kelahiran 22 September 1986.
Freedom Institute menawari George kuliah di luar negeri. Negara manapun yang dia pilih akan dikabulkan. Mau di benua Amerika, Eropa, bahkan Afrika sekali pun, terserah George. Beasiswa itu tak hanya uang kuliah, tapi juga uang saku dan biaya hidup.
Pria penghobi basket ini sempat bingung memilih negara. Rizal Mallarangeng mengusulkan agar dia memilih Amerika. Sebab, negara pimpinan Barack Obama itu bagus untuk belajar dan melakukan penelitian. George lantas mendaftar ke Jurusan Aerospace Engineering di Florida Institute of Technology. Kampus yang berada di pesisir timur Amerika di Brevard County. Kampus itu berdekatan dengan Kennedy Space Center dan tempat peluncuran pesawat NASA (National Aeronautics and Space Administration).
Nama Septinus George Saa meroket pada 2004. Saat usianya 18 tahun, dia menyabet penghargaan Firts Step to Nobel Prize in Physics 2004. Penghargaan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408