Gaji Guru Tak Cukup, Sugeng Merangkap Jadi Tukang Becak
Mengajar Digaji Rp 224 Ribu, Genjot Becak Dapat Rp 900 Ribu
Minggu, 27 November 2011 – 13:30 WIB
Ya, Sugeng kini harus hidup dengan tiga anaknya tersebut. Sebab, sejak Maret 2011 sang istri memilih berpisah dengan alasan tidak mau hidup susah.
Penderitaan Sugeng makin lengkap karena sejak beberapa tahun terakhir sebuah virus yang belum diketahui jenisnya menggerogoti saraf bagian belakang kepalanya. Akibatnya, sebagian wajah Sugeng pernah berubah bentuk. Meski kini kondisinya berangsur normal, bagian mata sebelah kirinya masih tampak merah.
Meski juga dikenal sebagai pengayuh becak, di mata siswa dan rekan kerjanya, Sugeng dipandang terhormat. Itu tidak lain disebabkan sikap disiplin yang senantiasa dia tunjukkan kepada para anak didiknya. Sekalipun dalam kondisi sakit, dia tetap bersemangat menularkan ilmu kepada para siswa.
Sugeng juga dikenal sebagai guru yang selalu datang tepat waktu. "Saya tidak ingin anak didik saya menunggu untuk diberi ilmu," ucapnya, merendah.
Nasib guru honorer di mana pun sama. Gaji jauh dari cukup dan guru terpaksa ngobjek untuk menutup kebutuhan hidup. Itu pula yang dijalani Sugeng,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408