Gaji Honorer Rp 150 Ribu Dipangkas, Ratusan Mengundurkan Diri
jpnn.com, WAJO - Kebijakan Bupati Wajo Amran Mahmud memangkas anggaran di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menjadi salah satu pemicu berkurangnya gaji tenaga honorer.
Informasi pemangkasan yang sempat berpolemik sampai ke telinga tenaga honorer. Mereka pun menuntut kenaikan honor. Selama ini honor mereka per bulan di kisaran Rp150 ribu hingga Rp250 ribu.
Hal tersebut diungkap Ketua Komisi IV DPRD Wajo Husniaty HS saat turun langsung melakukan pengecekan dan pemantauannya di RSUD Siwa, Kamis, 4 April.
Ia menuturkan, sebelumnya honorarium pengawai honor di RSUD Siwa dialokasikan Rp400 juta di APBD tahun 2019, tetapi setelah dirasionalisasi, maka yang tersisa menjadi Rp110 juta.
BACA JUGA: Bambang: Honorer K2 Jangan Main Dua Kaki, ke Prabowo Saja
"Bisa jadi pengurangan anggaran tersebut menimbulkan gejolak, sehingga banyak tenaga honorer mengundurkan diri. Seperti yang dikeluhkan sebelumnya, mereka keluar karena tidak mendapat kepastian upah kerja setiap bulan," imbuhnya.
Sementara, Bidang Anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Wajo Susilawati Panikkai membenarkan rasionalisasi kegiatan di RSUD Siwa yang dilakukan Tim Rasionalisasi Bupati Wajo Amran Mahmud.
Hanya saja, kata dia, itu belum bersifat final karena belum diasistensi oleh Tim Rasionalisasi. "Artinya, angka rasionalisasi masih bisa diilihat dari urgensi kegiatan OPD," tandasnya.
Ratusan honorer di Kabupaten Wajo mengundurkan diri karena gaji mereka yang selama ini Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu dipangkas.
- Pemkab Kotim Tetap Menganggarkan Gaji Honorer di 2025, Ini Alasannya
- Pemda Mengasumsikan 2025 Masih Ada Honorer, Gaji Jangan Lagi 3 Bulan Sekali
- Banyak Guru Honorer Belum jadi PPPK, Gaji Jangan dari BOS, Bagaimana nih?
- Gaji Honorer Tidak Seberapa, Mau Dipotong Tapera, Kebijakan Aneh
- Wakil Rakyat ke BKN Bahas Honorer jadi PPPK 2024, Ternyata Ada Part Time
- Gaji 3.576 Honorer di Mataram Naik, Berlaku Mulai Januari 2024