Gaji Turun, Desertir ISIS Meningkat Tajam
jpnn.com - RAQQA - Gelombang desertir atau pembelot dari kelompok militan ISIS di Syria meningkat tajam.
Menurut sumber Ara News (media lokal di Syria), jumlah militan yang sudah meninggalkan ISIS dalam satu minggu ini mencapai 200 pejuang.
Puluhan desertir ISIS muncul di Raqqa, timur laut Syria, banyak juga yang merapat ke kelompok opisisi Syria di Aleppo. "Sebuah gelombang baru pembelotan, mungkin bisa memukul ISIS dari dalam, terutama di Raqqa," ujar seorang sumber yang tak mau disebutkan namanya kepada Ara News, Senin (7/8).
Menurut sumber tersebut, ISIS sudah kehilangan sejumlah basis atau markas utama mereka setelah serangan tak henti dilancarkan angkatan Syria dan juga tentunya 'agresi' yang dilancarkan koalisi barat.
Selain itu, banyak sumber juga mengungkap, ISIS mulai dilanda perpecahan karena kekuasaan dan....uang.
Bahkan dikabarkan Minggu (6/3) kemarin, pejuang senior ISIS asal Tunisia di Raqqa, Abu Ali al-Tunisi, tewas di tangan sesama militan ISIS. "Bentrokan pecah antara militan setelah kematian al-Tunisi. Kabarnya kasus itu menjadi perhatian serius petinggi ISIS dan mau menyelidikinya sampai tuntas. Al-Tunisi adalah komandan militer mereka," kata sumber.
Anggota lokal ISIS dilaporkan telah memprotes kepemimpinan ISIS karena mempromosikan sejumlah pejuang asing untuk posisi senior. Selain itu, gelombang kemarahan d internal juga menyebar karena honor dan gaji di kalangan militan ISIS saat ini sudah jauh menurun. Hal ini disebabkan karena beragam sumber daya kunci ISIS selama ini, pelan-pelan sudah dihabisi serangan koalisi. (adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer