Gambut Berpeluang jadi Lokomotif Ekonomi Riau
Selanjutnya, dapat dijadikan sebagai penggerak ekonomi.
Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Riau itu menambahkan, selama ini yang menjadi masalah adalah lemahnya tata kelola hutan dan lahan gambut.
"Pemerintah bukan tidak melakukan pengelolaan. Hanya saja masih perlu diperbaiki," ujarnya.
Dia mencontohkan, antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat memiliki pemetaan yang berbeda dalam tata kelola hutan.
Karena itu, ke depan, harus ada kebijakan one map atau satu peta yang sama dan tidak ada lagi perbedaan yang merugikan.
Dia menuturkan, total lahan gambut yang sangat luas di Riau selama ini juga terbukti sebagai roda penggerak ekonomi.
Yakni lewat sektor perkebunan seperti sawit dan HTI. Namun, dia mengakui isu kerusakan gambut yang berakibat pada kebakaran merupakan isu global dan terdapat sejumlah aspek yang perlu diperbaiki.
"Harus diakui, ada persoalan lingkungan. Namun, bukan berarti harus ditutup. Ini juga harus dilakukan pemerintah dengan berikan respons yang baik," jelasnya.
Pengelolaan lahan gambut dengan teknologi yang tepat dapat menjadi salah satu "lokomotif" penggerak ekonomi di Riau.
- Kunker ke Riau, Menteri Hanif Faisol Tutup TPA Liar di Kampar
- Polda Riau Mengerahkan 1.395 Personel untuk Pengamanan Pilkada 2024
- Eks Bupati Kuansing Sukarmis Divonis 12 Tahun Penjara
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Polisi Tangkap 15 Pelaku Bentrokan di Pekanbaru, Langsung Ditetapkan Tersangka
- Ekonom CORE: PPN 12 Persen Semestinya Ditunda