Ganasnya Nusakambangan, Anak Sipir Meninggal 10 Hari sebelum Nikah

Ganasnya Nusakambangan, Anak Sipir Meninggal 10 Hari sebelum Nikah
Jalur menuju Nusakambangan via Kampung Laut yang begitu sulit dilalui kendaraan. Foto: GUNAWAN SUTANTO/JAWA POS

”Ada tiga titik yang biasa mereka lewati. Kalau melewati titik itu saya bisa pelankan kendaraan. Kalau tidak bisa kecelakaan. Apalagi, pernah ada sipir yang tidak sadarkan diri atau koma selama tiga hari karena menabrak babi hutan,” ujarnya.

Namun, ancaman lain juga membuat sipir kerap khawatir. Bukan dari napi dan kondisi alam. Melainkan, infrastruktur di Nusakambangan. Salah satunya, pemadaman listrik. Dia menuturkan, sebenarnya sipir itu khawatir kalau terjadi pemadaman listrik oleh PLN. ”Sebab, kami kesulitan untuk bsia mengawasi napi,” tuturnya.

Closed Circuit Television (CCTV) yang ada di Lapas menjadi tidak berguna. Napi di kamar sel dalam keadaan tidak terpantau bsia saja berbuat sesuatu. ”Misalnya, berupaya kabur dan sebagainya. Atau malah melukai napi lainnya,” jelasnya.

Memang ada genset di Lapas Batu. Tapi, genset itu tidak mampu untuk menghidupkan semua peralatan di Lapas Batu semalaman. ”Paling hanya beberapa jam saja,” paparnya lelaki asal Cilacap tersebut.

Persoalan infrastruktur lainnya juga pernah menimpa keluarga salah seorang sipir. Priyono mengatakan, ada anak seorang sipir bernama Ida yang meninggal 10 hari sebelum menikah karena kecelakaan akibat jalan rusak. ”Jalan rusak itu karena tanahnya longsor,” ungkapnya. 

Kecelakaan itu terjadi 9 Maret tahun ini. Ida yang habis bekerja pulang ke Nusakambangan sekitar pukul 19.00. saat itu, kondisi sudah gelap, apalagi tidak ada penerangan jalan umum (PJU) di sepanjang jalan di Nusakambangan. 

”Dia jatuh di area jalan rusak. Namun, sempat menelepon ayahnya dan ditemukan lantas akan dibawa ke rumah sakit. Sayang, saat di dermaga Sodong, Ida sudah meninggal,” jelasnya.

Padahal, Ida ini akan menikah dengan seorang sipir Lapas Besi bernama Danang. Priyono mengatakan, musibah semacam itu terus mengancam para sipir dan keluarga. 

HENDRA Eka Putra,43, baru tiga hari melepas jabatan Kalapas Pasir Putih, Nusakambangan,  Kamis lalu (19/5). Dia cerita mengenai keganasan pulau

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News