Gandeng Dokter dan Rumah Sakit untuk Gratiskan Operasi
Kamis, 09 Desember 2010 – 08:08 WIB
Vara Meysya Putri Taibesh, nama lengkapnya, adalah bayi empat bulan penderita hydrocephalus atau penumpukan cairan otak yang berlebihan di kepala. Salah satu ciri kelainan itu yang gampang dikenali adalah bentuk kepala yang membesar. Pada 24 November lalu, Vara menjalani operasi untuk penyembuhannya.
Siang itu, Vara digendong ibunya, Futhatin Ni"mah. "Sabar ya Dik, sebentar lagi sembuh kok," ujar Ni"mah, sang ibunda, dengan mata berkaca-kaca melihat buah hatinya menggeliat menahan sakit. Warga Grobogan, Jawa Tengah, itu datang dari keluarga tidak mampu. Di rumah tersebut, Vara dirawat dua suster. Mereka akrab disapa suster Anik dan suster Lia.
Wisma Kasih Bunda tak ubahnya "rumah singgah" yang memberikan pelayanan praoperasi dan observasi pascaoperasi. Pasien hydrocephalus yang datang ke Wisma Kasih Bunda dibantu untuk mendapatkan pelayanan operasi gratis di RS St Elisabeth, Semarang.
"Sejak didirikan pada 2003, sampai sekarang Wisma Kasih Bunda ini tidak berbentuk yayasan. Tidak saya badan hukumkan dan tidak ada pengurusnya. Buka saja 24 jam. Siapa yang masuk kami terima sebagai pasien yang layak ditolong," tegas Anne Avantie, pendiri Wisma Kasih Bunda.
Menjadi desainer ternama, bagi Anne Avantie, masih belum lengkap jika tak disertai rasa peduli terhadap mereka yang menderita. Atas dasar itulah,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408