Gandeng Dokter dan Rumah Sakit untuk Gratiskan Operasi

Gandeng Dokter dan Rumah Sakit untuk Gratiskan Operasi
Gandeng Dokter dan Rumah Sakit untuk Gratiskan Operasi
Wanita kelahiran Semarang, 20 Mei 1954, tersebut selama ini dikenal sebagai desainer ternama yang menjadi ikon kebaya kontemporer di Indonesia. Mengapa belum berbadan hukum? "Panggilan itu murni pribadi, bisa datang dan pergi. Saya tidak ingin karena sebuah aturan akhirnya tidak bisa pergi dan kembali. Saya tidak tahu apakah panggilan ini akan terus ada sampai saya mati. Intinya, saya hanya ingin menjaga kemurnian keikhlasan," tutur penganut Katolik yang sangat taat itu.

 

Dua dinding kamar di sisi terdepan rumah yang berstatus kontrakan tersebut telah dijebol sehingga tidak lagi bersekat. Satu ruangan digunakan untuk menempatkan seperangkat komputer lengkap dan menyimpan obat-obatan. Satu ruangan lagi langsung menyatu dengan ruang tamu. Tampak sejumlah boks bayi dan lemari kecil.

 

Di bagian belakang rumah, terdapat ruangan yang khusus disediakan untuk melakukan fisioterapi terhadap pasien. Ruangan itu berukuran 8 x 8 meter. Dinding-dinding rumah penuh gambar aksesori binatang dan tokoh kartun. Ada juga beberapa patung Bunda Maria. Sebuah pohon Natal berdiri tegak di dekat pintu masuk lengkap dengan tulisan Merry Christmas.

 

Pascaoperasi, para pasien biasanya kembali ke Wisma Kasih Bunda, setidaknya selama tiga hari untuk diobservasi. Para orang tua pasien yang biasanya berasal dari kalangan kurang mampu itu sekaligus diberi "asupan" ilmu praktis untuk mendampingi anak mereka dalam pemulihan. Tapi, tidak tersedia kamar khusus bagi mereka. Untuk tidur, mereka langsung menggunakan kasur atau matras di lantai.

 

Menjadi desainer ternama, bagi Anne Avantie, masih belum lengkap jika tak disertai rasa peduli terhadap mereka yang menderita. Atas dasar itulah,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News