Gandeng Dokter dan Rumah Sakit untuk Gratiskan Operasi

Gandeng Dokter dan Rumah Sakit untuk Gratiskan Operasi
Gandeng Dokter dan Rumah Sakit untuk Gratiskan Operasi
Sebelum membantu Aris, sebenarnya Anne sudah menjadi relawan di RS St Elisabeth selama dua tahun. Dia menyatakan terinspirasi ibunya, Amie Indriati, yang berhasil sembuh dari kanker serviks stadium 3B. "Saya merasa Tuhan itu menolong saya terus. Jadi, sebelum menemukan panggilan, saya mau balas-balasan. Kok Tuhan baik, saya mau balas Dia," katanya lantas tersenyum.

 

Kabar mengenai bantuan Anne Avantie kepada Aris Mansori tersebut, tampaknya, sampai kepada Bekti Wisnutomo dan Peni Respati. Pasangan itu kebetulan juga memiliki anak penderita hydrocephalus bernama Bayu Respati. Dari keluarga Respati, Anne mendapat saran untuk mendirikan semacam tempat pertemuan atau rumah singgah bagi para penderita hydrocephalus.

Tapi, usul itu tak langsung direspons. Sebab, saat menolong Aris, sudah banyak suara miring yang mengkaitkan tindakan Anne itu dengan popularitas. "Saya tidak siap memproklamasikan diri. Saya Anne. Saya relawan rumah sakit. Saya bekerja untuk penderita hydrocephalus. Itu saya tidak siap," kenangnya.

 

Karena itu, Anne hanya terus memberikan bantuan melalui Pelayanan Kasih Hydrocephalus yang bekerja sama dengan RS St Elisabeth. Baru tiga tahun kemudian atau pada 2003, Anne memperoleh keberanian untuk membuat terobosan besar dengan mendirikan sebuah rumah singgah "yang saat itu masih bernama Wisma Kasih Hydrocephalus. "Prosesnya tidak mudah, sampai akhirnya saya bisa mengangkat jari, ya saya," ujar Anne yang hanya berpendidikan SMA dan menjadi desainer secara otodidak itu.

 

Menjadi desainer ternama, bagi Anne Avantie, masih belum lengkap jika tak disertai rasa peduli terhadap mereka yang menderita. Atas dasar itulah,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News