Gangguan Kecemasan, Insomnia, Hingga Trauma Dialami Penyintas COVID dan Anak Muda Indonesia Saat Pandemi
"Suster, aku takut mati, tapi jika enggak kuat, boleh bunuh diri kah suster?"
Itu adalah sepotong kalimat dalam pesan yang dikirimkan Omar Fahd, seorang perancang busana di Tangerang, Banten, kepada seorang biarawati melalui Instagram.
Akhir Juni lalu, Omar dan tujuh orang lain di rumahnya terpapar COVID-19. Dalam tiga minggu, empat di antaranya meninggal dunia.
Ini adalah kedua kalinya Omar terpapar COVID-19, meski ia sudah divaksinasi.
"Keadaan saya sudah enggak bisa ngerti apa-apa, karena saya juga mau membantu [tapi] dalam keadaan yang enggak bisa ngapa-ngapain," kata Omar.
Ia mengatakan itu adalah salah satu kesulitan yang ia hadapai, saat ingin mengurus kematian, tapi untuk bisa berdiri pun ia tidak bisa.
Omar juga mengaku di saat menahan rasa sakit secara fisik, ia juga memendam rasa bersalah telah menularkan COVID-19 di rumahnya.
"Mental saya jatuh karena terlalu banyak yang meninggal di samping saya, sampai semua orang takut sama kita."
Omar juga mengaku di saat menahan rasa sakit secara fisik, ia juga memendam rasa bersalah telah menularkan COVID-19 di rumahnya.
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan