Gangguan Kecemasan, Insomnia, Hingga Trauma Dialami Penyintas COVID dan Anak Muda Indonesia Saat Pandemi

Kebaikan ini memunculkan ide di benak perancang busana tersebut untuk melakukan kebaikan cuma-cuma.
Ia secara sukarela menjahit kantung jenazah COVID-19 dan membagikan makanan gratis bagi warga yang sedang isolasi mandiri.
"Sekarang yang sudah diberikan 25 kantong jenazah ... [dan] bikin yang awalnya cuman 20 kotak nasi ayam, kemarin [jadi] 70," katanya.
"Saya cuma berterimakasih sama Tuhan waktu saya sakit dan waktu saya dalam keadaan tidak berdaya, Tuhan kirimin orang-orang yang luar biasa, dan itu membuat semangat hidup saya bangkit.
Omar juga bercerita tentang beberapa temannya yang merasa putus asa karena sulit mendapat kerja, atau ketika usahanya puluhan kali digusur karena melanggar aturan PPKM.
"Mereka sempat berperilaku aneh," katanya.
Tapi menurutnya mencoba mencari akses ke layanan psikologi bukan yang pertama kali muncul di benak mereka, karena mereka lebih memilih untuk bisa bertahan, seperti mendapatkan bahan makanan.
Melihat fenomena seperti ini, ditambah akses layanan yang terbatas, dr Santi memutuskan untuk memberikan edukasi di jejaring sosial.
Omar juga mengaku di saat menahan rasa sakit secara fisik, ia juga memendam rasa bersalah telah menularkan COVID-19 di rumahnya.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia