Ganjar: Butuh Bank Khusus untuk Permodalan UMKM dengan Bunga Rendah
jpnn.com - SUKOHARJO - Calon Presiden RI nomor urut 3 di Pilpres 2024 Ganjar Pranowo mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan bank khusus untuk membantu permodalan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan bunga rendah.
Ganjar berkomitmen mempermudah akses permodalan UMKM dengan cara menunjuk satu bank khusus untuk akses modal dengan bunga rendah.
Sebab, persoalan akses modal menjadi keluhan terbanyak yang didapat Ganjar saat berkunjung ke sejumlah pelaku UMKM di tanah air. Menurut Ganjar, banyak UMKM yang memiliki potensi besar, tetapi kesulitan mengakses modal.
"Iya, kalau ke UMKM memang selalu ada keluhan soal pelatihan, peralatan dan akses modal. Tiga hal ini yang sering muncul dan sudah kami serap. Tinggal kebijakan apa yang nanti diberikan," kata Ganjar saat berkunjung ke sentra batik Kedung Gudel Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (26/12).
Ganjar berpandangan bahwa butuh perbankan yang fokus mengurusi UMKM.
Saat menjabat gubernur Jawa Tengah, Ganjar memanfaatkan Bank Jateng sebagai salah satu perbankan yang fokus mengurusi akses modal UMKM dengan bunga rendah.
Ganjar yang memimpin Jawa Tengah selama dua periode itu membuat beragam skema kredit murah, seperti Kredit Mitra Jateng 25, Kredit Lapak, Kredit Milenial dan lainnya.
"Di Indonesia sudah ada, zaman dahulu ada BRI yang unitnya sampai ke desa-desa dan mengurusi usaha kecil. Rasanya itu perlu dikembalikan lagi agar akses modal UMKM bisa berjalan," ungkap Ganjar.
Capres Ganjar Pranowo menegaskan butuh bank khusus untuk membantu permodalan UMKM dengan bunga yang rendah.
- Lewat Klinik Ekspor, Bea Cukai Dorong Pelaku Usaha Perluas Pasar Produknya ke Luar Negeri
- RUU BUMN Dinilai Bisa Memberikan Kepastian Hukum yang Lebih Kuat & Berdaya Saing
- Kredit Pintar Gelar Kelas Pintar Bersama di Salatiga
- Kepala BGN Bantah Kabar Soal Mitra UMKM Mundur dari Pelaksanaan MBG
- Dukung Visi Prabowo, Kementerian BUMN Gelar Pelatihan UMKM Naik Kelas di Semarang
- Trump Ancam Kenakan Tarif 100 Persen bagi Negara BRICS, Demokrat Dorong Insentif untuk Industri-UMKM