Ganjar Pranowo Jenguk Korban Pengeroyokan Pendukung Prabowo

jpnn.com, JAWA TENGAH - Yuli Wijaya (28) mendapat perhatian dari Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. Yuli adalah korban pengeroyokan di Purworejo lantaran mengenakan kaus bergambar capres-cawapres nomor urut 01.
Ganjar menemui Yuli di kediamannya, Krendetan, Bagelen, Sabtu (6/4). Perjumpaan keduanya berlangsung cair dan penuh canda.
Jumat (5/4), keduanya sempat janjian bertemu di salah satu angkringan di daerah Kutoarjo. Namun, Yuli memutuskan tidak bisa hadir karena masih trauma keluar rumah. Akhirnya Ganjar sendiri yang mendatangi kediaman Yuli.
BACA JUGA: Usai Berkampanye Pendukung Prabowo Pukuli Warga Pemakai Kaus Jokowi
Tiba sekitar pukul 16.30 WIB, Ganjar langsung disambut Yuli yang saat itu matanya masih terlihat lebam. Kedatangan orang nomor satu di Jateng itu turut mengundang perhatian tetangga Yuli.
“Piye Yul kabare? Lha iku mripatmu nopo? (Bagaimana Yul kabarnya? Itu matamu kenapa? red)” tanya Ganjar yang hanya dijawab Yuli dengan tawa.
Ganjar lalu menanyakan duduk perkara pengeroyokan yang sampai membuat kepala Yuli harus mendapat tujuh kali jahitan.
“Saya ketika itu sedang mengatur kendaraan proyek, pak. Menggunakan bendera itu. Terus ada rombongan lewat banyak banget. Tiba-tiba yang depan berhenti. Terus saya didekati. Seratus orang lebih, memaksa saya melepas kaus,” ungkap Yuli.
Kedatangan Ganjar untuk menyampaikan pesan dari Presiden agar tidak melakukan balas dendam.
- Soal Band Sukatani, Rampai Nusantara Menilai Kapolri Sangat Terbuka dengan Kritik
- Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi, Tessa Bilang Begini
- Ada Dukungan Jokowi, Persis Gagal Kalahkan 10 Pemain Semen Padang
- Bendera PSI Perorangan Berkibar di Sejumlah Ruas Jalan Jakarta
- Respons Ketua KPK soal Desakan Hasto agar Memeriksa Keluarga Jokowi
- Darmizal Tegaskan Jokowi Fokus pada Kemajuan Bangsa, Bukan Partai Super Tbk