Ganjar Sebut Desa Wisata Edukasi Jadi Alternatif Destinasi Bagi Masyarakat Jateng
Karena itu, penataan lokasinya dibuat untuk memperkaya pengetahuan dan ketrampilan siswa.
Misalnya, kata dia, ada tangga 99 untuk mengenalkan asmaul khusna (nama-nama Allah SWT), sebagai unsur menanamkan bekal Pendidikan agama kepada siswa.
"Tangga Asmaul Husna ini menjadi pembuka bagi siswa untuk masuk ke lokasi berikutnya," katanya.
Di Pos Kedua ada Dome Museum Tani Indonesia, berisi peralatan pertanian tradisional. Pos Ketiga; Pertanian lahan basah atau sensasi menanam padi dengan segala teorinya.
Pos Keempat; pertanian lahan kering. Pos Kelima; budidaya ikan, Pos Keenam; bermain tangkap ikan liar di sungai. Pos Ketujuh; Paintball.
“Paint Ball atau perang-perangan ini sebagai media belajar sejarah, bagaimana perjuangan menghadapi penjajah,” ujar Paguru sapaan karib Sunaryo.
Pos delapan; wisata alam berupa mini tubing memanfaatkan aliran irigasi konstruksi peninggalan kolonial. Pos Sembilan; berenang dengan fasilitas 3 kolam renang termasuk mendapat pendampingan cara berenang yang baik dari guru.
“Di setiap pos yang dijalani terdapat barcode yang bisa di-scan akan memberi informasi pengetahuan-pengetahuan yang terkait langsung dengan pos tersebut, sehingga murid tidak perlu mencatat di kertas,” tambahnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan konsep wisata edukasi dengan metode luar ruang adalah alternatif bagi masyarakat dan memperkaya destinasi
- Debat Pamungkas, Andika Singgung 3,37 Juta Rakyat Miskin di Jateng
- Satu Keluarga di Bruno Purworejo Tertimbun Longsor, 3 Orang Meninggal
- Dambakan Pembangunan di Jateng, Pemuda Solo Dukung Luthfi-Taj Yasin
- Anggap ASN di Boyolali Tak Netral, Tim Pengawal Demokrasi Somasi Plt BKN
- Perihal Dukungan Prabowo-Jokowi untuk Luthfi-Yasin, Pengamat Singgung Keberlanjutan Program Pemerintah di Jateng
- Prabowo Rekomendasikan Luthfi-Taj Yasin untuk Jateng Lebih Maju