Ganti Hati di Iran
Dua tahun mengajar barulah Hosseini ikut tes masuk universitas. Diterima. Ia memilih fakultas peternakan.
Belum lagi lama di fakultas itu ibundanya meninggal dunia: sakit liver. Sejak itu Hosseini ikut tes lagi masuk fakultas kedokteran. Diterima.
Jadilah Hosseini dokter di Shiraz. Lalu dapat beasiswa memperdalam ilmu transplant di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat.
Dari mana Baagil tahu kalau Iran punya kemampuan transplant itu? "Sejak tinggal di Jerman saya sudah tahu," ujarnya. Apalagi ia sendiri sudah beberapa kali ke Iran –meskipun baru sekali ini ke Shiraz.
Baagil kini menyiapkan diri untuk ke S-3. Juga di Jerman. Ia akan melakukan penelitian gedung tinggi dengan struktur tanpa balok.
Sejak SMA Baagil sudah tertarik mengikuti pembahasan soal apa yang terjadi di Iran. Termasuk aliran keagamaannya. Dan masuk ke dalamnya. (*)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Sudah lama saya dengar bahwa ilmu kedokteran di Iran sangat maju. Transplantasi apa saja bisa.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi