Ganti Kru
Oleh Dahlan Iskan
Satu kursi itu pun terjual cepat. Saya akhirnya setuju sendirian di situ. Umur saya sudah 70 tahun. Harus bisa istirahat lebih baik di waktu tidur.
Kepala stasiun menyambut saya di depan stasiun, tetapi saya sudah di ruang tunggu. Sambil meneruskan mengirim komentar terpilih.
Saya pun diminta pindah ke ruang tunggu VVIP. Sambil mengobrol soal kemajuan kereta api.
”Jumlah penumpang sudah pulih,” ujar Suharianto, sang kepala stasiun yang asal Yogyakarta itu.
Ternyata kelas luxury memang selalu penuh, padahal harga karcisnya lebih mahal daripada naik pesawat: Rp 1.050.000.
Saya memuji ide lahirnya kelas luxury tersebut. Itu bisa menaikkan brand KAI.
Ternyata, kelas itu, secara pendapatan, lebih rendah daripada kelas eksekutif. Di gerbong luxury, isinya hanya 18 tempat duduk, sedangkan untuk kelas eksekutif, bila penuh, menghasilkan Rp 28 juta/gerbong.
Sudah begitu lama saya tidak naik kereta api: 6 tahun? Sekitar itu.